Analisis efisiensi ekonomi usaha peternakan ayam pedaging di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mempunyai beraneka ragam sumber daya alam di dukung dengan iklim topis karena letaknya diantara katulistiwa. Keadaan tersebut berdampak positif bagi suburnya tanah di Indonesia dan banyak di manfaatkan oleh penduduk indonesia yang sebagian besar bekerja di sektor petanian. Pembangunan petanian dalam arti luas perlu terus di kembangkan dan diarahkan menuju tercapainya pertanian yang maju,efisien dan tangguh.Tujuan pembangunan Swasembada pangan, meninggalkan hasil dan mutu produksi ,memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani,petenak,nelayan serta menigkatkan ekspor.( Setyo Iswahyudi, 2004 :1)
Pembangunan pertanian sebagai realisasi dari kebijakan pemerintah telah tersebar di berbagai daerah dengan potensi yang berbeda, karena potensi daerah yang berbeda itu maka pelaksanaan pembangunan pertanian akan didasarkan pada ketersediaan Sda yang dominan di daerah tersebut dan daya dukung lainnya. Di harapkan pembangunan perekonomian ini mampu mendoung pemeraatan pertumbuhan dan dinamika ekonomi yang lebih baik.
Namun kondisi perekonomian Indonesia pada saat terakhir ini di warnai peristiwa- peristiwa yang secaa langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Hal ini juga di sebabkan krisis ekonomi dan moneter yang melanda di Indonesia serta terjadinya gejolak-gejolak ekonomi dan politik yang tidak menentu. Kejadian tersebut ternyata membawa pengaruh yang besar bagi sektor petanian baik sektor industri,jasa, pedagangan , maupun sektor lainnya.
Dewasa ini pembangunan dang di galakkan oleh pemerintah adalah pembangunan industri kecil dan menengah pedesaan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan lebih cepat dari sektor pertanian. Usaha kecil dan menengah merupakan penyedia lapangan kerja maupun pendistribusian pendapatan bagi masyarakat. ( Setyo Iswahyudi, 2004 :1).
Usaha peternakan yang ada di Indonesia sebagian besar atau sekitar sembilan puluh persen dilakukan oleh rakyat dan sisanya sepuluh persen dijalankan perusahaan- perusahaan. Adapun ciri-ciri peternakan rakyat sebagai berikut adalah ( Dumairy, 1997 ;
220 ). Pertama : Skala usaha kecil dan modal tebatas dimana usaha peternakan di indonesia yang termsuk daam petenakan rakyat biasanya modal usahanya kecil dan bentuk peternakan yang di terapkan juga kecil. Kedua : Teknologi sedehana dan pengelolaan sederhana dimana:teknologi pengolahan petenakan rakat masih sederhana ini dikarenakan ketebatasan modal usaha. Ketiga : Bersifat padat karya dan bebasis keluarga serumah dimana bentuk usaha yang dilaksanakan biasanya dilakukan dalam satu keluarga sehingga keuntungan dan kerugian di tanggung keluarga. Kempat : Produktifitas dan mutu produk rendah dan tidak baku dimana: jenis produk yang dihasilkan usaha petenakan rakyat biasanya produktifitasnya rendah ini di karenakan teknologi yang masih sederhana.
Usaha peternakan ayam pedaging di Indonesia mengalami pasang surut pada tahun 2003- 2007 ini di karenakan adanya isu tentang virus flu burung yang terjadi pada tahun 2005 yang menyebabkan konsumen enggan untuk mengkonsumsi ayam dan beralih ke komuditas yang lainnya, hal tersebut menyebabkan banyaknya pengusaha petenakan ayam yang gulung tikar karena banyak dari ternak mereka yang terkena virus tersebut.bahkan pada tahun 2005 banyak dari propinsi di Indonesia mengalami penurunan akan ayam bahkan ada beberapa propinsi yang tidak mengkonsumsi daging ayam.pada tahun 2006-2007 usaha peternakan ayam sudah mulai normal kembali ini terlihat dari meningkatnya permintaan akan daging ayam di hampir seluruh propinsi di Indonesia.
Usaha peternakan besar adalah usaha peternakan rakyat tersebut,dapat di tingkatkan melalui bebagai cara yaitu Ekstensifikasi, Diversifikasi, Intensifikasi dan perbaikan mutu. Ekstensifikasi hasil dilakukan melaui pengembangan usaha-usaha swasta di banding peternakan dan industri pengolahan hasil-hasil ternak. Diversifikasi dilakukan melalui pemaduan usaha peternakan dengan usaha tani lainnya.Sedangkan Intensifikasi dilaksanakan dengan meningkatkan produktifitas peternakan rakyat melalui pemberantasan penyakit dan iseminasi buatan. Selanjutnya perbaikan mutu ternak di usahakan dengan meningkatkan penyebaran dan pembiakan bibit ternak unggul di kalangan peternak. Tujuan peningkatan usaha ini adalah untuk meningkatkan pendapatan bagi peternak dan perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan populasi ternak.
Secara umum keberhasilan pembangunan peternakan dicerminkan dengan bertambahnya populasi dan produksi ternak serta hasil-hasil ternak menurut kebutuhan protein hewani yang semakin baik bagi masyaakat serta membesarnya kontribusi pendapatan sub sektor peternakan.
Usaha kecil dan menengah merupakan subsektor yang cukup besar andilnya dalam pembentukan pendapatan suatu daerah. Setiap daerah memiliki berbagai macam industri sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing.( Amierul anshori : 2004 : 2 )
Di Boyolali banyak sekali berbagai macam usaha kecil dan menengah. Sesuai dengan dengan karakteristik daerah tersebut yang merupakan kawasan bahari, adapun beberapa usaha yang ada di boyolali diantaranya adalah peternakan sapi dan ayam. Salah satu usaha peternakan ayam yang banyak digeluti Di Kecamatan Sambi adalah usaha peternakan ayam. Usaha peternakan ayam di kecamatan sambi merupakan jenis usaha kecil jika di sejajarkan dengan usaha peternakan ayam yang besar lainnya seperti .Hanya saja usaha peternakan di kecamatan sambi memiliki kelemahan pada modal usaha dan peralatan yang masih tradisional. dibawah ini data banyaknya peternak Ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali pada tahun 2007.
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat jumlah pemilik ayam petelor sebanyak 15 orang dengan jumlah ternak sebanyak 28.679 ekor, sedang pemilik ayam buras 9.858 orang dengan jumlah ternak sebanyak 73.877 ekor, dan ayam pedaging jumlah pemilik ternak sebanyak 37 orang dan jumlah ternak sebanyak 74.500 ternak. Dari data tersebut dapat kita lihat adanya penurunan pada tahun 2007 baik pemilik maupun jumlah ternak.
Usaha peternakan merupakan komoditi yang sangat penting karena menyangkut salah satu bahan kebutuhan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Usaha peternakan ayam ini banyak sekali kendala yang di hadapi yang antara lain semakin mahalnya makanan ayam,selain itu dalam proses produksi juga mengalami kendala yaitu adanya isu tentang flu burung yang mengakibatkan konsumen enggan untuk membeli ayam dan banyak peternak ayam yang gulung tikar.
Pembangunan sektor industri di Kabupaten Boyolali diharapkan mampu merubah struktur ekonomi secara mendasar, sehingga peranan sektor industri semakin meningkat dengan dukungan dari sektor pertanian. Dengan adanya industri ini akan dapat lebih meningkatkan peran industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu produksi.
Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan dan untuk menjaga eksistensi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali adalah bagaimana mengkondisikan para pengusaha peternakan ayam yang ada untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang dalam hal ini adalah bahan baku, dan tenaga kerja dengan seefisien mungkin sehingga akan menghasilkan output dan keuntungan yang optimal. Kenyatan yang ada di lapangan bahwa para pengusaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali masih menghadapi masalah dalam hal permodalan, peningkatan ketrampilan tenaga kerja, alat-alat yang digunakan untuk berproduksi masih tradisional dan jumlah produksi yang masih dipengaruhi oleh musim. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa produksi ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten boyolali belum optimal sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha ayampun masih belum maksimum.
Mengingat besarnya kontribusi industri terhadap perekonomian daerah khusunya Kecamatan Sambi, maka perlu adanya sebuah penelitian yang bisa dijadikan salah satu alternatif solusi masalah-masalah yang dihadapi oleh pada pengusaha Ayam. Dalam hal ini yaitu bagaimana mengkombinasikan semua faktor-faktor produksi yang ada agar dapat dikelola dengan baik sehingga produksi ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten
Boyolali dapat dioptimalkan sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha ayam pun akan maksimum. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk menganalisis tentang “ANALISIS EFISIENSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Rumusan Diatas maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor Produksi apa saja yang berpengaruh terhadap hasil produksi peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana Skala Produksi usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali?
3. Bagaimana Efisiensi Teknis usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali ?
4. Bagaimana Efisiensi Ekonomi usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang bepengaruh tehadap hasil produksi peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.
2. Mengetahui skala produksi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali .
3. Mengetahui Efisiensi Teknis usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi
Kabupaten Boyolali.
4. Mengetahui Efisiensi Ekonomi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi
Kabupaten Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat akademis yang diharapkan dapat menambah khasanah khususnya dalam dunia Ilmu ekonomi Mikro dan Ekonometrika.
2. Sebagai pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan mengenai produksi pada usaha peternakan Ayam.
3. Sebagai bahan Informasi untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian pihak lainyang ada kaitannya dengan produksi pada usaha peternakan ayam.
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mempunyai beraneka ragam sumber daya alam di dukung dengan iklim topis karena letaknya diantara katulistiwa. Keadaan tersebut berdampak positif bagi suburnya tanah di Indonesia dan banyak di manfaatkan oleh penduduk indonesia yang sebagian besar bekerja di sektor petanian. Pembangunan petanian dalam arti luas perlu terus di kembangkan dan diarahkan menuju tercapainya pertanian yang maju,efisien dan tangguh.Tujuan pembangunan Swasembada pangan, meninggalkan hasil dan mutu produksi ,memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha,meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani,petenak,nelayan serta menigkatkan ekspor.( Setyo Iswahyudi, 2004 :1)
Pembangunan pertanian sebagai realisasi dari kebijakan pemerintah telah tersebar di berbagai daerah dengan potensi yang berbeda, karena potensi daerah yang berbeda itu maka pelaksanaan pembangunan pertanian akan didasarkan pada ketersediaan Sda yang dominan di daerah tersebut dan daya dukung lainnya. Di harapkan pembangunan perekonomian ini mampu mendoung pemeraatan pertumbuhan dan dinamika ekonomi yang lebih baik.
Namun kondisi perekonomian Indonesia pada saat terakhir ini di warnai peristiwa- peristiwa yang secaa langsung dan tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Hal ini juga di sebabkan krisis ekonomi dan moneter yang melanda di Indonesia serta terjadinya gejolak-gejolak ekonomi dan politik yang tidak menentu. Kejadian tersebut ternyata membawa pengaruh yang besar bagi sektor petanian baik sektor industri,jasa, pedagangan , maupun sektor lainnya.
Dewasa ini pembangunan dang di galakkan oleh pemerintah adalah pembangunan industri kecil dan menengah pedesaan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan lebih cepat dari sektor pertanian. Usaha kecil dan menengah merupakan penyedia lapangan kerja maupun pendistribusian pendapatan bagi masyarakat. ( Setyo Iswahyudi, 2004 :1).
Usaha peternakan yang ada di Indonesia sebagian besar atau sekitar sembilan puluh persen dilakukan oleh rakyat dan sisanya sepuluh persen dijalankan perusahaan- perusahaan. Adapun ciri-ciri peternakan rakyat sebagai berikut adalah ( Dumairy, 1997 ;
220 ). Pertama : Skala usaha kecil dan modal tebatas dimana usaha peternakan di indonesia yang termsuk daam petenakan rakyat biasanya modal usahanya kecil dan bentuk peternakan yang di terapkan juga kecil. Kedua : Teknologi sedehana dan pengelolaan sederhana dimana:teknologi pengolahan petenakan rakat masih sederhana ini dikarenakan ketebatasan modal usaha. Ketiga : Bersifat padat karya dan bebasis keluarga serumah dimana bentuk usaha yang dilaksanakan biasanya dilakukan dalam satu keluarga sehingga keuntungan dan kerugian di tanggung keluarga. Kempat : Produktifitas dan mutu produk rendah dan tidak baku dimana: jenis produk yang dihasilkan usaha petenakan rakyat biasanya produktifitasnya rendah ini di karenakan teknologi yang masih sederhana.
Usaha peternakan ayam pedaging di Indonesia mengalami pasang surut pada tahun 2003- 2007 ini di karenakan adanya isu tentang virus flu burung yang terjadi pada tahun 2005 yang menyebabkan konsumen enggan untuk mengkonsumsi ayam dan beralih ke komuditas yang lainnya, hal tersebut menyebabkan banyaknya pengusaha petenakan ayam yang gulung tikar karena banyak dari ternak mereka yang terkena virus tersebut.bahkan pada tahun 2005 banyak dari propinsi di Indonesia mengalami penurunan akan ayam bahkan ada beberapa propinsi yang tidak mengkonsumsi daging ayam.pada tahun 2006-2007 usaha peternakan ayam sudah mulai normal kembali ini terlihat dari meningkatnya permintaan akan daging ayam di hampir seluruh propinsi di Indonesia.
Usaha peternakan besar adalah usaha peternakan rakyat tersebut,dapat di tingkatkan melalui bebagai cara yaitu Ekstensifikasi, Diversifikasi, Intensifikasi dan perbaikan mutu. Ekstensifikasi hasil dilakukan melaui pengembangan usaha-usaha swasta di banding peternakan dan industri pengolahan hasil-hasil ternak. Diversifikasi dilakukan melalui pemaduan usaha peternakan dengan usaha tani lainnya.Sedangkan Intensifikasi dilaksanakan dengan meningkatkan produktifitas peternakan rakyat melalui pemberantasan penyakit dan iseminasi buatan. Selanjutnya perbaikan mutu ternak di usahakan dengan meningkatkan penyebaran dan pembiakan bibit ternak unggul di kalangan peternak. Tujuan peningkatan usaha ini adalah untuk meningkatkan pendapatan bagi peternak dan perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan populasi ternak.
Secara umum keberhasilan pembangunan peternakan dicerminkan dengan bertambahnya populasi dan produksi ternak serta hasil-hasil ternak menurut kebutuhan protein hewani yang semakin baik bagi masyaakat serta membesarnya kontribusi pendapatan sub sektor peternakan.
Usaha kecil dan menengah merupakan subsektor yang cukup besar andilnya dalam pembentukan pendapatan suatu daerah. Setiap daerah memiliki berbagai macam industri sesuai dengan karakteristik daerah masing-masing.( Amierul anshori : 2004 : 2 )
Di Boyolali banyak sekali berbagai macam usaha kecil dan menengah. Sesuai dengan dengan karakteristik daerah tersebut yang merupakan kawasan bahari, adapun beberapa usaha yang ada di boyolali diantaranya adalah peternakan sapi dan ayam. Salah satu usaha peternakan ayam yang banyak digeluti Di Kecamatan Sambi adalah usaha peternakan ayam. Usaha peternakan ayam di kecamatan sambi merupakan jenis usaha kecil jika di sejajarkan dengan usaha peternakan ayam yang besar lainnya seperti .Hanya saja usaha peternakan di kecamatan sambi memiliki kelemahan pada modal usaha dan peralatan yang masih tradisional. dibawah ini data banyaknya peternak Ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali pada tahun 2007.
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat jumlah pemilik ayam petelor sebanyak 15 orang dengan jumlah ternak sebanyak 28.679 ekor, sedang pemilik ayam buras 9.858 orang dengan jumlah ternak sebanyak 73.877 ekor, dan ayam pedaging jumlah pemilik ternak sebanyak 37 orang dan jumlah ternak sebanyak 74.500 ternak. Dari data tersebut dapat kita lihat adanya penurunan pada tahun 2007 baik pemilik maupun jumlah ternak.
Usaha peternakan merupakan komoditi yang sangat penting karena menyangkut salah satu bahan kebutuhan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat pada umumnya. Usaha peternakan ayam ini banyak sekali kendala yang di hadapi yang antara lain semakin mahalnya makanan ayam,selain itu dalam proses produksi juga mengalami kendala yaitu adanya isu tentang flu burung yang mengakibatkan konsumen enggan untuk membeli ayam dan banyak peternak ayam yang gulung tikar.
Pembangunan sektor industri di Kabupaten Boyolali diharapkan mampu merubah struktur ekonomi secara mendasar, sehingga peranan sektor industri semakin meningkat dengan dukungan dari sektor pertanian. Dengan adanya industri ini akan dapat lebih meningkatkan peran industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu produksi.
Salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan dan untuk menjaga eksistensi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali adalah bagaimana mengkondisikan para pengusaha peternakan ayam yang ada untuk menggunakan faktor-faktor produksi yang dalam hal ini adalah bahan baku, dan tenaga kerja dengan seefisien mungkin sehingga akan menghasilkan output dan keuntungan yang optimal. Kenyatan yang ada di lapangan bahwa para pengusaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali masih menghadapi masalah dalam hal permodalan, peningkatan ketrampilan tenaga kerja, alat-alat yang digunakan untuk berproduksi masih tradisional dan jumlah produksi yang masih dipengaruhi oleh musim. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa produksi ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten boyolali belum optimal sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha ayampun masih belum maksimum.
Mengingat besarnya kontribusi industri terhadap perekonomian daerah khusunya Kecamatan Sambi, maka perlu adanya sebuah penelitian yang bisa dijadikan salah satu alternatif solusi masalah-masalah yang dihadapi oleh pada pengusaha Ayam. Dalam hal ini yaitu bagaimana mengkombinasikan semua faktor-faktor produksi yang ada agar dapat dikelola dengan baik sehingga produksi ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten
Boyolali dapat dioptimalkan sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha ayam pun akan maksimum. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis akan mencoba untuk menganalisis tentang “ANALISIS EFISIENSI USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING DI KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Rumusan Diatas maka permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor Produksi apa saja yang berpengaruh terhadap hasil produksi peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali?
2. Bagaimana Skala Produksi usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali?
3. Bagaimana Efisiensi Teknis usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali ?
4. Bagaimana Efisiensi Ekonomi usaha peternakan ayam di kecamatan sambi kabupaten Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui faktor-faktor produksi apa saja yang bepengaruh tehadap hasil produksi peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.
2. Mengetahui skala produksi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali .
3. Mengetahui Efisiensi Teknis usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi
Kabupaten Boyolali.
4. Mengetahui Efisiensi Ekonomi usaha peternakan ayam di Kecamatan Sambi
Kabupaten Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan manfaat akademis yang diharapkan dapat menambah khasanah khususnya dalam dunia Ilmu ekonomi Mikro dan Ekonometrika.
2. Sebagai pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan kebijaksanaan mengenai produksi pada usaha peternakan Ayam.
3. Sebagai bahan Informasi untuk penelitian selanjutnya, khususnya penelitian pihak lainyang ada kaitannya dengan produksi pada usaha peternakan ayam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar