PENDAHULUAN
Kulit merupakan bagian tubuh
paling luar yang berguna melindungi diri dari trauma luar serta
masuknya benda asing. Apabila kulit terkena trauma, maka dapat
menyebabkan luka, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan
tubuh, yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari.
Scenario
Tn
“X” usia 30 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan post operasi
appendiktomy hari ketiga. Pada perut bagian kanan bawah terdapat luka
operasi yang masih tertutup kassa dengan rapat. Karena sudah memasuki
hari ketiga post operasi, maka luka post operasi pada Tn “X” harus
dilakukan perawatan dengan benar supaya tidak menimbulkan terjadinya
infeksi, dan luka cepat sembuh.
Dari scenario di atas, muncul pertanyaan :
Bagaimana melakukan perawatan luka post operasi ?
Bagaimana cara mengganti balutan yang benar pada luka post operasi ?
Persiapan apa yang diperlukan ?
Ilustrasi
di atas menggambarkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan pentingnya
melakukan perawatan luka post operasi, apalagi ketrampilan ini
merupakan salah satu dari ketrampilan dasar yang harus dikuasai oleh
mahasiswa. Prosedur perawatan luka post operasi ini terkait dengan
ketrampilan perawatan luka bersih terkontaminasi dan luka infeksi yang
memerlukan debridement serta perawatan luka dekubitus.
Agar
benar-benar menguasai ketrampilan ini, mahasiswa harus membaca buku
petunjuk dan mempelajari sumber-sumber pembelajaran lainnya. Sehingga
di akhir latihan ketrampilan ini, mahasiswa mampu :
Melakukan perawatan luka post operasi dengan benar
Menyiapkan alat untuk melakukan perawatan luka dengan tepat
Memahami resiko dan konsekuensi dari prosedur perawatan luka tersebut
KONSEP DASAR
Buku
ini berfokus pada peran perawat dalam pengkajian dan penatalaksanaan
terhadap luka bedah umum. Adanya infeksi pada luka setelah pembedahan
merupakan masalah yang serius bagi pasien. Masala serius ini terutama
adanya komplikasi pada luka tersebut baik komplikasi local maupun
sistemik. Komplikasi loal diantaranya meliputi kerusakan jaringan,
septic trobopebitis, nyeri yang tidak sembuh-sembuh dan skar.
Komplikasi sistemik meliputi bakteremia, infeksi metastatic, syok, dan
bahkan kematian. Berat ringannya dari luka yang terinfeksi, tergantung
dari lokasi dan kondisi infeksi yang dialami. Apabia pencegahan infeksi
ini tidak diperhatikan, tentu akan berdampak kerugian yang akan dialami
pasien.
KLASIFIKASI LUKA BEDAH
1. Luka bersih
Luka
operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi
dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.
Kondisi luka tertutup dan tidak ada drainase.
2. Luka bersih terkontaminasi
Luka operasi dimana berhubungan dengan saluran pernafasan, pencernaan, genital atau bagian yang mengenai saluran kemih
3. Luka terkontaminasi
Dalam luka pembedahan ditemukan peradangan non purulen
4. Luka kotor atau terinfeksi
Luka yang terdapat pus, pervorasi visera, luka yang mengalami traumatic dan sudah lama atau terinfeksi dari sumber lain
PROSES PENYEMBUHAN LUKA
Proses
dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua
cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik, luka taumatis atau
luka akibat tindakan bedah. Proses fisiologis penyembuhan luka dapat
dibagi dalam 4 fase :
1. Inflamasi
2. Fase distruktif
3. Fase fase proliferasi
4. Fase maturasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
Factor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka dibagi menjadi dua factor, yaitu sistemik dan factor local :
Faktor sistemik : usia, nutrisi, insufisiensi vascular, obat-obatan
Factor local : suplai darah, infeksi, nekrosis, adanya benda asing pada luka
PERAWATAN LUKA
Merupakan
penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan
membalut luka sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.
Perawatan luka terdiri atas :
· Mengganti balutan kering
· Mengganti balutan basah dengan balutan kering
· Irigasi luka
· Perawatan dekubitus
Tujuan perawatan luka :
· Menjaga luka dari trauma
· Imobilisasi luka
· Mencegah perdarahan
· Mencegah kontaminasi oleh kuman
· Mengabsorbsi drainase
· Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologi
Indikasi perawatan luka :
· Balutan kotor dan basah akibat factor eksternal
· Ada rembesan eksudat
· Mengkaji keadaan luka
· Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan nekrotik
1. PEMBERSIHAN LUKA
Proses
pembersihan luka terdiri dari memilih cairan yang epat untuk
membersihkan luka dan menggunakan cara-cara mekanik yang tepat untuk
memasukkan cairan tersebut tanpa menimbulkan cedera pada jaringan luka.
Membersihkan
luka dengan lembut tetapi mantap akan membuang kontaminan yang mungkin
menjadi sumber infeksi. Namun, jika dilakukan dengan menggunakan
kekuatan yang berlebihan, dapat menimbulkan perdarahan atau cedera yang
lebih lanjut.
Tujuan
pembersihan luka adalah untuk mengeluarkan debris organic maupun
anorganik sebelum menggunakan balutan untuk mempertahankan lingkungan
yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan
Pendekatan
yang berbeda diperlukan saat membersihkan luka bedah tertutup, yang
pada mulanya masih dalam keadaan “bersih”. Dalam hal ini, tindakan
asepsis yang ketat diperlukan sejak awal untuk mencegah infeksi luka
secara endogenus maupun eksogenus. Meskipun demikian, kalau ada infeksi
luka, maka penyebabnya hamper selalu dapat ditelusuri kembali pada sat
pembedahan dilakukan.
Perawat
membersihkan luka operasi atau traumatic dengan menggunakan cairan
sitotoksik yang diberikan melaului kassa steril atau melalui irigasi.
Prinsip penting yang harus diperhatikan perawat saat membersihkan luka insisi atau area disekitar drain :
· Bersihkan
dari arah area yang sedikit terkontaminasi, seperti dari luka atau
insisi ke kulit disekitarnya atau dari tempat drain ke kulit di
sekitarnya
· Gunakan friksi lembut saat menuangkan larutan ke kulit
· Saat melakukan irigasi, biarkan larutan mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi
· Perawat tidak boleh menggunakan kassa yang sama, saat membersihkan insisi atau luka untuk yang kedua kalinya
· Untuk
membersihkan area drain, perawat mengusap sekeliling drain dengan
gerakan memutar dari tempat yang terdekat dengan drain kearah luar
2. BALUTAN
Menggunakan
balutan yang tepat perlu disertai pemahaman tentang penyembuhan luka.
Apabila balutan tidak sesuai dengan karakteristik luka, maka balutan
tersebut dapat mengganggu penyembuhan luka. Pilihan jenis balutan dan
metode pembalutan luka akan mempengaruhi kemajuan penyembuhan luka.
Karakteristik balutan luka yang ideal :
· Dapat menyerap drainase untuk mencegah terkumpulnya eksudat
· Tidak melekat
· Impermeable terhadap bakteri
· Mampu mempertahankan kelembaban yang tinggi pada luka
· Penyekat suhu
· Non toksik dan non alergenik
· Nyaman dan mudah disesuaikan
· Mampu melindungi luka dari trauma lebih lanjut
· Biaya ringan
· Awet
Pada
luka operasi dengan penyembuhan primer, umumnya balutan dibuka segera
setelah drainase berhenti. Sebaliknya pada penyembuhan skunder, balutan
dapat menjadi sarana untuk memindahkan eksudat dan jaringan nekrotik
secara mekanik.
Tujuan pembalutan :
· Melindungi luka dari kontaminasi mikroorganisme
· Membantu hemostasis
· Mempercepat penyembuhan dengan cara menyerap drainase dan untuk melakukan debridement luka
· Menyangga atau mengencangkan tepi luka
· Melindungi klien agar tidak melihat keadaan luka
· Meningkatkan isolasi suhu pada permukaan luka
· Mempertahankan kelembapan yang tinggi diantara luka dengan balutan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat selama melakukan prosedur penggantian balutan :
· Perawat harus mencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan luka
· Perawat tidak boleh menyentuh luka terbuka atau luka baru secara langsung tanpa menggunakan sarung tangan steril
· Apabila luka ditutup, alutan dapat diganti tanpa menggunakan sarung tangan
· Balutan pada luka tertutup harus diangkat atau diganti jika sudah terlihat basah atau jika menunjukkan tanda dan gejala infeksi
Tipe balutan
……….
3. MEMFIKSASI BALUTAN
Perawat
dapat menggunakan plester, tali atau perban, atau balutan skunder dan
pengikat kain untuk memfiksasi balutan pada luka. Pilihannya tergantung
dari ukuran luka, lokasi, ada tidaknya drainase, frekuensi penggantian
balutan, dan tingkat aktifitas pasien.
Perawat paling sering menggunakan plester untukmemfiksasi balutan jika klien tidak alergi terhadap plester.
Kulit
yang sensitive terhadapplester perekat dapat mengalami inflamasi dan
ekskoriasi yang sangat berat dan bahkan dapat terlepas dari kulit
ketika plester diangkat.
4. CAIRAN YANG DIPERLUKAN
……………………………….
SOP
Kompetensi : Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sub kompetensi : perawatan Luka
Pengertian : membersihkan luka, mengobati luka, dan menutup kembali luka dengan
tehnik steril
Tujuan : Untuk membersihkan luka
Mencegah masuknya kuman dan kotoran kedalam luka
Memberikan pengobatan pada luka
Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien
Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka
Indikasi : luka baru maupun luka lama, luka post operasi, luka bersih, luka kotor
PROSEDUR
A. MENGGANTI BALUTAN KERING
1. Tahap pre interaksi
· Membaca catatan perawat untuk rencana perawatan luka
· Mencuci tangan
· Menyiapkan alat :
Ø Seperangkat set perawatan luka steril
Sarung tangan steril
Pinset 3 ( 2 anatomis, 1 sirurgis )
Gunting ( menyesuaikan kondisi luka )
Balutan kassa dan kassa steril
Kom untuk larutan antiseptic/larutan pembersih
Salp antiseptic ( bila diperlukan )
Depress
Lidi kapas
Ø Larutan pembersih yang diresepkan ( garam fisiologis, betadin, …)
Ø Gunting perban / plester
Ø Sarung tangan sekali pakai
Ø Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan
Ø Bengkok
Ø Perlak pengalas
Ø Kantong untuk sampah
Ø Korentang steril
Ø Alcohol 70%
Ø Troli / meja dorong
2. Tahap orientasi
· Memberikan salam, memanggil klien dengan namanya
· Menjelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien / keluarga
3. Tahap kerja
· Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
· Susun semua peralatan yang diperlukan di troly dekat pasien ( jangan membuka peralatan steril dulu )
· Letakkan bengkok di dekat pasien
· Jaga privacy pasien, dengan menutup tirai yang ada di sekkitar pasien, serta pintu dan jendela
· Mengatur posisi klien, instruksikan pada klien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril
· Mencuci tangan secara seksama
· Pasang perlak pengalas
· Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan atau balutan dengan pinset
· Lepaskan
plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan, sejajar
pada kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat plester pada
kulit, bersihkan dengan kapas alcohol
· Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien
· Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril / NaCl
· Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan
· Buang balutan kotor pada bengkok
· Lepas sarung tangan dan buang pada bengkok
· Buka bak instrument steril
· Siapkan larutan yang akan digunakan
· Kenakan sarung tangan steril
· Inspeksi luka
· Bersihkan luka dengan larutan antiseptic yang diresepkan atau larutan garam fisiologis
· Pegang kassa yang dibasahi larutan tersebut dengan pinset steril
· Gunakan satu kassa untuk satu kali usapan
· Bersihkan dari area kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi
· Gerakan dengan tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka
· Gunakan kassa baru untuk mengeringkan luka atau insisi. Usap dengan cara seperti di atas
· Berikan salp antiseptic bila dipesankan / diresepkan, gunakan tehnik seperti langkah pembersihan
· Pasang kassa steril kering pada insisi atau luka
· Gunakan plester di atas balutan,fiksasi dengan ikatan atau balutan
· Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempatnya
· Bantu klien pada posisi yang nyaman
4. Tahap terminasi
· Mengevaluasi perasaan klien
· Menyimpulkan hasil kegiatan
· Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
· Mengakhiri kegiatan
· Mencuci dan membereskan alat
· Mencuci tangan
5. Dokumentasi
· Mencatat tanggal dan jam perawatan luka
· Mencatat Kondisi luka
B. MENGGANTI BALUTAN BASAH DENGAN BALUTAN KERING
1. Tahap Pre InteraksI
LEMBAR OBSERVASI
Nama mahasiswa : ………………………….
NIM : ………………………….
Judul kompetensi : ………………………….
Sub kompetensi : ………………………….
NO
|
ASPEKYANG DINILAI
|
PENCAPAIAN
|
PENILAIAN
| ||
YA
|
TIDAK
|
K
|
BK
| ||
1.
|
Alat dipersiapkan *
| ||||
2.
|
Alat didekatkan pada pasien
| ||||
3.
|
Cuci tangan dilakukan *
| ||||
4.
|
Salam terapeutik disampaikan
| ||||
5.
|
Tindakan dan tujuan yang akan dilakukan dijelaskan pada pasien
| ||||
6.
|
Rasa nyeri yang mungkin timbul dijelaskan pada pasien
| ||||
7.
|
Cara untuk menurunkan rasa nyeri saat penggantian balutan dijelaskan
| ||||
8.
|
Privacy pasien dijaga
| ||||
9.
|
Balutan dibuka dengan kapas alkohol dengan benar
| ||||
10.
|
Balutan kotor dimasukan ke dalam bengkok
| ||||
11.
|
Sarung tangan steril dipakai dengan benar *
| ||||
12.
|
Daerah sekitar luka dibersihkan menggunakan kapas alkohol dengan benar
| ||||
13.
|
Luka dibersihkan dengan tetap mempertahankan tehnik steril *
| ||||
14.
|
Luka diberi obatdengan benar
| ||||
15.
|
Luka ditutup dengan kassa steril secara benar *
| ||||
16.
|
Kassa difiksasi menggunakan plester / balutan dengan benar
| ||||
17.
|
Pasien diatur pada posisi yang nyaman
| ||||
18.
|
Evaluasi terhadap respon pasien dilakukan dengan benar
| ||||
19.
|
Alat-alat dibereskan dengan rapi
| ||||
20.
|
Cuci tangan dilakukan dengan benar
| ||||
21.
|
Terminasi dilakukan dengan baik
| ||||
22.
|
Dokumentasi dilakukan dengan benar
|
Keterangan :
( * ) merupakan critical point yang harus dilakukan
Nilai : Jumlah Kompeten X 100% = ………… %
22
Rekomendasi :
1. Kompeten : ……………%
2. Belum Kompeten : ……………%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar