BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian ibu sebanyak
(25 %), pada masa persalinan diantaranya perdarahan (13%), terlambat
memberikan penanganan segera (4%), penyakit jantung (5%), penyakit
Hipertensi (3%)
Asuhan kebidanan pada post partum adalah
salah satu pelayanan kesehatan utama yang diperkirakan dapat menurunkan angka
kematian ibu sampai (25%) selain itu diadakannya system rujukan
yang efektif yang dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Dengan adanya tingkat kematian ibu Post Partum yang masih cukup
tinggi merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang komperhensif dan memuaskan agar
dapat menurunkan angka kemati an ibu dan anak.
Rumah sakit merupakan sarana pusat
pelayanan kesehatan dan setiap daerah terdapat RS, juga merupakan pusat rujukan
bagi pelayanan kesehatan baik kasus fisiologis maupun patologis. Selama
penulis melakukan PKK II terdapat (100%) persalinan, diantaranya
dengan SC (60%), persalinan normal (30%), dan kejadian persalinan
PEB (10%) .
Sehingga penulis tertarik untuk membuat
laporan khusus tentang post SC yang ada untuk dijadikan proses asuhan kebidanan khususnya pada ibu post partum.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan
post partum pada Ny. I dengan riwayat SC, dengan
menggunakan manajeman kebidanan 7 langkah varney dan pendokumentasian
SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1
Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian
kebidanan post partum
pada Ny.I dengan riwayat SC.
1.2.2.2 Mahasiswa
mampu menentukan interpretasi data pada Ny.
post partum dengan SC.
post partum dengan SC.
1.2.2.3 Mahasiswa
mampu menegakan diagnosa dan masalah potensial pada kasus kebidanan
post partum pada Ny. % dengan riwayat SC.
1.2.2.4
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan
akan tindakan segera pada
kasus kebidanan post partum pada Ny. I dengan riwayat SC.
1.2.2.5 Mahasiswa
mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan post partum pada Ny. I dengan riwayat SC.
1.2.2.6 Mahasiswa
mampu melakukan tindakan sesuai rencana pada
ibu post partum pada Ny. I dengan riwayat SC .
ibu post partum pada Ny. I dengan riwayat SC .
1.2.2.7 Mahasiswa
mampu mengevaluasi setelah melakukan tindakan
pada ibu post partum pada Ny. I.
pada ibu post partum pada Ny. I.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini
penulis menggunakan metode deskriptif Dengan pendekatan studi kasus
melalui teknik :
1.3.1 Studi Perpustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku diktat
yang berkaitan dengan topik kasus yang diambil.
1.3.2 Observasi Partisipasi
Yaitu dengan observasi dalam melakukan asuhan
kebidanan secara langsung pada klien dan keluarga.
1.3.3 Wawancara
Yaitu untuk mendapatkan data penulisan juga melakukan dengan petugas,
klien dan keluarganya.
1.3.4 Dokumentasi
Yaitu membuat makalah ini penulis melakukan pendokumentasian
dengan
melihat langsung pada klien yang ada di RST Ciremai Cirebon.
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah
ini disusun secara sistematika yang terdiri dari 5 bab, yaitu :
1.4.1 Bab I Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, tujuan, metodepenulisan
dan sistematika penulisan.
1.4.2 Bab II Tinjauan Pustaka : Meliputi
konsep medis dan asuhan kebidanan
1.4.3 Bab III Tinjauan Khusus : Meliputi
pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.
1.4.4 Bab IV Pembahasan :
Meliputi manajemen kebidanan 7 langkah varney.
1.4.5
Bab V Penutup : Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUANPUSTAKA
2.1. Konsep Medis
2.1.1. Definisi
2.1.1.1 Masa puerperium atau masa
nifas mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,
akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan
2.1.1.2 Masa nifas (puerperium)
adalah masa pulihnya kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandugan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas ini yaitu 6 8 minggu.
Operasi seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus.
2.1.1.3 Operasi seksio sesarea
adalah operasi persalinan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu maupun bayi
dengan jalan pembedahan perut dalam uterus
2.1.1.4 Operasi seksio cesarea
adalah suatu prosedur yang berhubungan dengan pembedahan yang dilakukan dibawah
urium, epidural atau pembiusan tulang belakang atau jaring penyusupan /
pembesaran lokal dimana janin plasenta dan selaput dikirimkan melalui suatu
goresan / ukiran dalam dinding abdominal dan kandungan. Pada umumnya dilakukan
setelah 28 minggu kehamilan, jika dilakukan untuk mengakhiri kehamilan sebelum
umur 24 minggu dinamakan hysterektomy tetapi prosedur ini jarang dilakukan
sekarang.
2.1.2
Patofisiologi
Faktor-faktor
predisposisi dengan SC
Faktor Ibu Faktor
janin
- Panggul sempit -
Malpresentasi janin
- Placenta pravia sentralis, lateralis totalis - Letak lintang
- Disporposi sefalofelfik - Presentasi dahi dan
muka
- Ruptura uteri mengancam - Presentasi rangkap
- Partus lama -
Letak bokong
- Partus
tak maju
- Distosia
serviks preeklamsia dan hipertensi
SC
Perubahan
yang terjadi pada masa post SC
Involusi Laktasi
Uterus Lochea Produksi Asi Pengeluaran Asi
Keterangan
:
Kehamilan dengan panggul sempit dengan vias
naturalis sama dengan 8 cm dapat dipastikan tidak dapat melahirkan
janin yang normal, harus diselesaikan dengan secsio sesarea. CV antara
8 - 10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah gagal
dilakukan secsio sesarea sekunder. Disporposi sevalo pelvix, rupture
uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, distosia servix,
preeklampsia dan hipertensi juga mal presentasi janin terutama
letak lintang, letak bokong dengan panggul sempit, primigravida, janin besar
dan berharga harus diselesaikan dengan secsio sesarea. Pada
presentasi dahi dan muka presentasi rangkap, gemelli dengan gawat
janin letak lintang atau
presentasi bahu, distosia harus diselesaikan
dengan
secsio sesarea. Sedangkan yang terjadi pada masa post SC fundus uteri
setinggi pusat setelah janin dilahirkan, setelah plasenta dilahirkan setinggi
fundus uteri 2 jari dibawah pusat, pada hari ke 5 post partum uterus berkurang
lebih setinggi 7 cm diatas simpisis atau setengah simpisis pusat. Sesudah
hari ke 12 uterus tidak teraba lagi diatas simpisis, setelah 6 minggu post
partum uterus beratnya 40 — 60 Kg. Sedangkan lochea juga akan berubah
dari hari kehari, lochea merupakan cairan yang dikeluarkan dari uterus
berasal dari melekatnya plasenta seperti diketahui bahwa plasenta dibentuk
dari bagian anaknya yaitu choirunfiodusum dan bagian ibu yaitu desidua
basalis. Jumlah dan warna lochea akan berkurang secara progesik yaitu
hari 1 — 3 disebut lochea rubra, hari ke 4 — 9 disebut lochea sanguinolenta,
hari ke 10 — 15 disebut lochea serosa, hari ke 16 — 40 disebut lochea
alba. Pada laktasi juga akan terjadi perubahan akibat reflek prolaktin dan
oksitosin maka air susu akan keluar.
2.1.3. Etiologi
1. Letak
sungsang
2.
Riwayat penyakit janrung
3.
PEB
4.
Plasenta Previatotalis
5.
Gemeli
6.
Bayi Besar
2.1.4. Penatalaksanaan
a. Keseimbangan cairan
b. Tranfusi darah
c. Observasi
- Tekanan
darah, nadi, pernafasan dan suhu.
- Perdarahan / Kontraksi
otot rahim.
- Aktivitas usus.
- Aktivitas usus.
- Luka
Operasi
- Pengeluaran
lochea
d. Profilalsis
- Daurkateter
- Antibiotika
- Obat
penunjang
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas
- Nama : Untuk membedakan dengan pasien yang lain.
- Umur :
Untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan
dan tindakan yang dilakukan (Primigravida Muda kurang dari 16 tahun Primigravida Tua lebih
dari 35 tahun).
- Alamat : Memberi petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal.
- Pekerjaan :
Untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan
dan permasalahan
kesehatan serta biaya.
- Agama : Dapat berpengaruh terhadap kehidupan
terutama masalah kesehatan dalam mengetahui agama klien akan lebih mudah
mengatasi masalahnya.
- Pendidikan :
Menurut hasil penelitian kesehatan ibu
dan anak akan lebih terjamin pada tingkat pendidikan lebih
tinggi.
- Kebangsaan :
Untuk mengetahui identitas suatu
bangsa.
b. Anamnesa
1.
Alasan masuk kamar nifas : Ibu post partum dengan SC.
2.
Riwayat persalinan : Persalinan dengan SC oleh DSOG.
- Ibu
a.
Jenis Persalinan : Operasi
b.
Komplikasi : Biasanya pada SC adalah plasenta previa
totalis panggul sempit, partus lama, partus tak maju, mal presentasi janin
seperti letak lintang, letak bokong, gemeli, presentasi dahi dan muka,
presentasi rangkap, rupture uteri mengancam, distosia servix, preeeklamsia dan
hipertensi
c.
Plasenta : Biasanya dengan SC dilahirkan dengan tangan
dan lengkap
Kelainan : Ada
atau tidak
Sisa
Plasenta : Ada atau tidak
d.
Perineum : Utuh perdarahan pada SC selama operasi + 500
CC
e.
Tindakan lain : Diinfus atau tidak, DC terpasang atau tidak
f.
Catatan Waktu : Pada SC biasanya + 30 menit
- Bayi
a.
Lahir : Tanggal bulan tahun berapa, pukul berapa.
BB : Normal > 2500 gr – 4000 gr
PB : Normal 50 cm
b. Nilai Apgar : Sudah
tidak dilakuakn
c.
Cacat Bawaan : Ada atau tidak
3.
Riwayat Post Partum
a.
Keadaan umum : Hari 1 : Ibu tampak lemah
Hari 2-3 : Sudah
agak membaik tapi ibi masih merasakan nyeri bekas luka SC
Hari 4-6 : Keadaan
ibu baik dan sudah bisa berjalan-jalan.
b.
Kesadaran : - Samnolen : tidak sadar penuh
- Composmentis : sadar penuh
c.
Keadaan emosional : Hari 1-2
: ibu merasa cemas
> 3 hari : stabil
d.
Tanda vital : T : Normal 110/70 mmHg-120/80 mmHg biasanya pada SC
P
: Normalnya 84-100 x/menit pada SC
biasanya
R
: Normalnya 16-24 x/menit pada SC biasanya
S
: Normalnya 36,50 C-370C pada SC suhu biasanya tinggi tapi hanya beberapa hari
saja
e.
Pemeriksaan fisik
1.
Rambut : Warna rambut bagaimana, apakah rontok,
apakah sehat, apakah halus, apakah kasar ?
2.
Muka : Adakah oedem pada kelopak mata, sclera,
konjungtiva merah atau pucat
3.
Hidung : Adakah polip atau tidak
4.
Mulut dan gigi : Mulut :
Adakah Stomatitis, kebersihan
Gigi : Adakah
caries, perdarahan gusi
5.
Leher : Adakah pembesaran kelanjar thyroid dan
kelenjar limfe
6.
Dada : Jantung : irama teratur atau tidak
Paru-paru : Adakah wheezing dan
ronchi
Payudara bentuk : apakah
simetris / tidak simetris
Putting susu : menonjol,
sejajar, hyperpygmentasi.
Pengeluaran : Colostrum ada
atau coloustrum belum ada.
Kebersihan : bersih atau tidak
7. Abdomen : Pada SC ada luka bekas SC
Linea : nigra
, albican
Striae
: gravidarum
Palpasi
: involusi rahim
Hari fundus uteri +
3 jari di bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa
berkurang tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada
hari ke-10 tidak teraba dari luar. Setelah 6 minggu tercapai lagi ukurannya
yang normal.
8.
Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis, hifosis.
CVAT : Ada rasa nyeri atau tidak ada rasa nyeri
ketuk pada pinggang.
9.
Ekstremitas atas dan bawah
Atas
Oedema : Ada Oedema atau tidak oedema
Palpual : Pucat atau tidak pucat
Kuku : Sianosis atau tidak sianosis
Bawah
Oedema : Ada oedema atau tidak oedema
Varises : Ada varices atau tidak varices
Reflek patella : Positif atau negative
Kekakuan sendi : kaku atau tidak
10. Anogenital
-
Perineum : pada SC tidak ada luka parut
-
Pengeluaran pervaginam : Lochea
Pada
hari 1 – 2 : Lochea Rubra berupa darah segar
Pada hari 3 – 4 : Lochea Serosa berupa darah encer
> 10 hari :
Lochea Alba berupa cairan putih dan kekuning-kuningan
-
Konsistensi : Cair atau bekuan
f.
Pemeriksaan laboratorium
Darah dilakukan
pemeriksaan HB lengkap untuk mengetahui apakah klien anemia atau tidak, karena
pada SC selalua dilakukan transfusi
2 2.2. Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan
interpretasi yang benar dan atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa : P……A……hari Ke……. Post Partum dengan Sectio Caesarea
Dasar : Post Partum dengan section caesarea
TD
: 120/80 mmHg
Masalah
: - Nyeri disekitar perut akibat luka SC.
-
Gangguan pola istirahat.
-
Gangguan mobilisasi
Kebutuhan : -
Perawatan luka SC
-
Perawatan mobilisasi
2.2.3 Identifikasi Diagnosa Atau Masalah
Potensial
Pada masalah ini kita
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan ringkasan
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi
Diagnosa potensial pada SC : Ibu sudah flatus
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan
Segera Atau Kolaborasi
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter lain sesuai dengan kondisi
klien kolaborasi dengan DSOG.
- Perawatan nyeri pada luka bekas SC
- Penanganan nyeri pada luka bekas CS
2.2.5 Merencanaan Asuhan Yang Menyeluruh
1. Merencanakan perawatan post partum SC
selama 2-6 jam dan 2-6 hari.
2. Perjelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan
3. Kaji tingkat nyeri ibu dan menjelaskan
tentang penyebab nyeri dan cara mengatasinya
4. Perjelaskan tentang penyebab flatus
dan cara mengatasinya
5. Observasi tanda vital dan keadaan
umum ibu
6. Bimbing ibu untuk membersihkan ASI
eksklusif
7. Konseling tentang kebersihan darah
vulva dan vagina
8. Konseling tentang perawatan luka SC
9. Konseling tentang perawatan payudara
post partum
10. Konseling tentang KB post partum
11. Lakukan rawat inap sekitar 2-6 hari
pasca operasi
12. Bantu ibu dalam pemenuhan nutrisi
13.
Bicarakan
atau diskusikan masalah keuangan pada suami dan keluarga.
2.2.6 Pelaksanaan
1.
Memberi penjelasan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
2.
Mengkaji
tentang tingkat nyeri
ibu dan menjelaskan
tentang penyebab nyeri dan cara mengatasinya dengan istirahat.
3.
Memberi
penjelasan tentang penyebab
flatus dan cara mengatasinya dengan mengetes minum.
4.
Mengobservasi TTV dan keadaan umum ibu.
5.
Membimbing
ibu untuk memberikan
ASI eksklusif, yaitu
pemberian ASI dimulai 0-4 bulan.
pemberian ASI dimulai 0-4 bulan.
6.
Memberikan konseling tentang perawatan payudara.
7.
Memberikan konseling tentang perawatan luka SC.
8.
Memberikan konseling tentang KB post partum yang cocok
untuk ibu.
9.
Membantu ibu dalam pemenuhan nutrisi, makan-makanan yang lunak.
10.
Membicarakan atau mendiskusikan masalah keuangan pada
suami dan
keluarga.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi
keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di
dalam masalah diagnosa.
1.
Observasi
dan pengamatan keadaan umum dilakukan dengan cepat.
2.
Antibiotika telah diberikan.
3.
Sudah
terpasang DC.
4.
Valium
sudah diberikan.
5.
Infus RL telah diberikan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan kebidanan pada NY. I post partum dengan SC
Tanggal pengkajian : 24 Januari 2008
Pukul :
22.00 WIB
Tempat :
Ruang :
Nifas
S : Data Subjektif
Identitas Istri Suami
Nama Ny. I Tn. K
Umur 26 Th 29 Th
Kebangsaan Indonesia Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Pekerjaan
IRT IRT
1.
Alasan masuk : Post partum dengan SC tanggal 24 Januari 2007
Pukul 21.00 WIB
Keluhan : Nyeri perut dan belum flatus
2.
Riwayat
persalinan:
Ibu
-
Jenis persalianan : SC
-
Komplikasi : Dilahirkan dengan tangan indikasi
lengkap
-
Kelainan : Tidak ada
-
Sisa Plasenta : Tidak ada
-
Perineum : Utuh
-
Perdarahan :
- Kala I : - - Kala III : -
- Kala II : - - Kala IV : -
Selama operasi : + 500 CC
- Tindakan : Infus cairan DS % tetesan 20
tetes/menit dan terpasang DC
-
Cacatan waktu
Lama SC = + 30 menit
Masa gestasi :
39 minggu
Komplikasi :
Plasenta previatotalis
Ketuban pecah :
07.30 WIB
Air
ketuban banyaknya : + 100
Keadaan :
Putih keruh
Lain-lain :
Tidak ada
Bayi
a. Lahir :
25 Januari 2008 Pukul 09.30 WIB
BB :
2400 gr
PB :
50 cm
b. Nilai Afgar :
6/9
c. Cacat bawaan :
tidak ada
O :
Data Objektif
Tanggal 25 Januari 2007 Pukul 09.30 WIB
1. Keadaan umum :
Cukup
2. Kesadaran :
Samnolen
3. TTV :
TD : 100/70 mmHg R : 20 x/menit
P :
84 x/menit S : 36,20
C
4. Payudara : - Bentuk :
Simetris kanan dan kiri
-
Colostrum : Belum keluar
-
Putting susu : Menonjol
-
Areola : Hiperpigmentasi
-
Benjolan : Tidak ada
5. Abdomen : - TFU :
3 jari bawah pusat
- Luka parut tidak ada
- Luka SC : ada
- Infeksi : Tidak ada luka parut, ada Iuka SC, ada
linea nigra, ada
striae albican.
6. Anogenital : - Perineum : Tidak ada luka patut
- Pengeluaran
pervaginam : Lochea rubra
- Konsistensi : Cair
7. Pengeluaran lochea :
- Lochea sanguiolenta : Warm agak kecoklatan
isi darah bercampur lendir
8.
Kandung kemih :
Kosong
9.
Pemeriksaan Lab: Darah HB : 10 gr % Gol. Darah : A
10. Ekstremitas : Atas tidak ada Oedem
Reflek kanan atau kiri : Positif
Bawah tidak ada Oedem
Bawah tidak ada Oedem
Reflek patella kanan atau kiri : Positif
A : Assesment
Tanggal 25 Januari 2007, Pukul 10.30 WIB
Diagnosa : Pi Ao 2 jam post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Diagnosa : Pi Ao 2 jam post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan
: Konseling tentang cara perawatan
infeksi bekas luka SC.
P : Planning
Tanggal 25 Januari
2007, Pukul 10.30 WIB
1. Mengobservasi TTV,
Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus
uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 100/70 mmHg R = 20 x noait
uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 100/70 mmHg R = 20 x noait
P
=84x/menit S = 36,20
C
-
Keadaan umum :
Kurang baik
-
Kesadaran : Samnolen
-
Perdarahan : + 200 ML
-
Fundus
Uteri : 3 jari dibawah pusat
-
Luka jahitan
: Masih basah
-
Vesica Urinaria :
Terpasang DC
2. Menganjurkan
untuk tidak menggunakan
bantal ® Kepala
ibu
ekstraksi.
ekstraksi.
3. Memberi penjelasan pada ibu tentang basil
pemeriksaan ® Ibu dan
keluarga telah mengerti.
keluarga telah mengerti.
4. Memberikan
konseling tentang perawatan
luka SC dengan
cara
mengganti balutan luka SC setelah 3 hari ® Ibu dan keluarga telah
mengerti tentang cara perawatan luka SC.
mengganti balutan luka SC setelah 3 hari ® Ibu dan keluarga telah
mengerti tentang cara perawatan luka SC.
5. Mengamati
cairan infuse DS% ® Cairan
infuse DS% terpasang
tetesan 20 x / menit.
tetesan 20 x / menit.
6. Memberikan terapi obat Kalfoxim 2 x ® Ibu sudah diberi terapi obat
Kalfoxim.
Kalfoxim.
A : Assesment
Tanggal 25 Januari 2008,
Pukul 14.30 WIB
Diagnosa : Pi Ao 6 jam
post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan infeksi bekas
luka SC.
P : Planning
Tanggal 25 Januari
2007, Pukul 14.30 WIB
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 100/70 mmHg R = 20 x / menit
T = 100/70 mmHg R = 20 x / menit
P
= 84 x/menit S =
36,5°C
-
Keadaan umum :
Sedang
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan :
± 200ML
-
Fundus
Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Lukajahitan : Masih basah
- Lukajahitan : Masih basah
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2. Memberitahukan kepada ibu
hasil observasi ® Ibu mengetahui hasil observasi yang telah
dilakukan.
3. Memberikan
penjelasan tentang penyebab
nyeri ® Ibu
mengerti penyebab nyeri yang
dirasakannya.
4. Menganjurkan ibu untuk kontak
dini sesering mungkin dengan bayinya ® Ibu Rooming in
dengan bayinya.
5. Menjelaskan kepada ibu dan
keluarga tentang perawatan BBL ® Keluarga menjaga
kehangatan bayinya.
6. Sesuai
instruksi dokter ® memberikan terapi obat Kalfoxim 2 x 1 IF pada pukul 01.30 WIB.
Tanggal 26 Januari 2007, Pukul 07.00 WIB
S
: Subjektif
- Ibu mengeluh nyeri perut dan belum flatus
O : Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan,
Fundus uteri,luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
P = 84 x/ menit S = 36.8°C
-
Keadaan
umum : Sedang
-
Kesadaran :
Composmentis
-
Perdarahan :
+ 100 ml
-
Fundus Uteri :
2 jari dibawah pusat
-
Luka jahitan :
Masih basah
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : Pi Ao 1
hari post partiun dengan SC
Dasar : Tanggal 24 januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
P
= 84 x/ menit S =
36,8°C
- Keadaan umum : Sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 100 ml
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Masih sedikit basah
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2. Memberitahukan kepada
ibu hasil observasi ® Ibu mengetahui hasil
observasi yang telah dilakukan.
observasi yang telah dilakukan.
3.
Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan disekitar vagina dan mengganti pembalut
bila kotor sesuai
kebutuhan ® Ibu
sudah melakukan Vulva Higiene.
4. Mengganti cairan RL
dan transfuse 25 - 30 tetes / menit ® sudah
dilakukan pada pukul 21.00 WIB
dilakukan pada pukul 21.00 WIB
5.
Menganjurkan untuk test minum ® Ibu
sudah melaksanakan test
minum 1 jam 1 sendok.
minum 1 jam 1 sendok.
6.
Sesuai
instruksi dokter memberikan
terapi obat-obatan seperti Alinamin 2 x 1 pada pukul 20.00 – 09.00 WIB ® Ibu sudah terapi
obat pukul 20.00 WIB
7. Sesuai instruksi
dokter memberikan terapi obat Kalfoxim 2 x 1 pada pukul 00.30 –
12.30 WIB ® Ibu sudah
mendapatkan obat Kalfoxim 2 x 1 pada pukul 00.30 – 12.30 WIB
8.
Memberikan konseling tentang perawatan payudara ® Ibu mengerti tentang cara perawatan payudara.
9.
Memberikan
konseling tentang pentingnya
ASI eksklusif ® Ibu menyusui bayinya.
10.
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ® Ibu mau miring
kekiri dan
kekanan.
kekanan.
Tanggal 27 Januari 2007, Pukul 07.00 WIB.
S : Subjektif
- Ibu mengeluh nyeri perut dan belum flatus
O : Objektif
O : Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum,
Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T
= 120/80 mmHg R = 20 x / menit
P = 82 x/menit S = 36,6°C
- Keadaan umum
: Baik
-
Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : ±100ML
- Perdarahan : ±100ML
-
Fundus Uteri : 2 jari dibawah
pusat
- Luka jahitan : Sedikit kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 A0
hari post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2007, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan
aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang
cara perawatan bekas luka SC.
I P : Planning
1. Mengobservasi TTV. Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri,
luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 20 x / menit
T = 120/80 mmHg R = 20 x / menit
P
= 84 x/ menit S =
36°C
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan : ± 50ML
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Sedikit kering
- Luka jahitan : Sedikit kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2.
Memberitahukan kepada ibu hasil observasi ® Ibu mengetahui hasil observasi yang telah
dilakukan.
3.
Mengganti balutan ibu ® balutan sudah diganti
4. Mengobservasi luka jahitan operasi ® Luka jahitan baik.
5.
Memberikan konseling tentang perawatan luka SC ® Ibu mengerti tentang cara
perawatan luka SC.
6.
Menganjurkan untuk mobilisasi ® Ibu sudah bisa duduk
7.
Mengkaji ulang untuk menjaga kebersihan vagina dan
sekitamya dan mengganti pembalut bila
kotor sesuai kebutuhan
® Ibu
sudah mengganti pembalut.
8.
Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
9.
Sesuai instruksi bidan ® Aff Infuse.
10. Sesuai instruksi
bidan ® Memberikan terapi
normal.
Tanggal 28 Januari 2007, Pukul 07.00 WIB.
S :
Subjektif
- Keadaan luka jahitan sudah membaik dan Ibu
sudah flatus O : Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum,
Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan. Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
P = 84 x/ menit S = 37°C
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan : ± 50ML
- Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Kering
- Luka jahitan : Kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 3 hari post partum
dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2007, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara perawatan bekas luka SC.
P :
Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus
uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R =24x/menit
uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R =24x/menit
P
=84x/menit S =37°C
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan : ± 50ML
- Fundus Uteri :
2 jari dibawah pusat
- Luka jahitan : Kering
- Luka jahitan : Kering
- Vesica Urinaria : Terpasang DC
2.
Membentahukan kepada ibu hasil observasi ® Ibu mengetahui hasil observasi yang telah
dilakukan.
3.
Mengganti balutan ibu ® balutan sudah diganti
4.
Mengobservasi luka iahitan operasi ® Luka jahitan baik.
5.
Memberikan konseling tentang perawatan luka SC ® Ibu mengerti tentang cara
perawatan luka SC.
6.
Menganjurkan untuk mobilisasi ® Ibu sudah bisa
duduk
7.
Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
8.
Sesuai instruksi bidan ® Memberikan terapi oral.
Tanggal
29 Januari, Pukul 07.00 WIB.
S
: Subjektif
-
Keadaan luka jahitan baik
O : Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 20 x / menit
P = 85 x/ menit S = 37°C
-
Keadaan umum
: Baik
-
Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : + 50ML
- Perdarahan : + 50ML
-
Fundus
Uteri : 2 jari dibawah pusat
-
Lukajahitan : Kering
-
Vesica Urinaria
: Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 4 hari post partum
dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2007, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara mengatasi bekas luka SC.
i P : Planning
1. Mengobservasi
TTV, Keadaan umum, Kesadaran, Perdarahan, Fundus uteri, lukajahitan, Vesica Urinaria.
T
=120/80 mmHg R = 20 x / menit
P
= 85 x/ menit S =
37°C
-
Keadaan umum : Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan : + 30ML
-
Fundus Uteri : 2 jari dibawah pusat
-
Luka jahitan
: Kering
-
Vesica Urinaria : Terpasang DC
2. Membentahukan kepada ibu hasil observasi ® lbu mengetahui hasil
observasi
yang telah dilakukan.
3. Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
4. Sesuai instruksi bidan ® Memberikan terapi
oral.
Tanggal 30 Januari 2008, Pukul 07.00 WIB. S : Subjektif
- Lukajahitan sudah baik, ibu sudah boleh pulang
O: Objektif
O: Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, lukajahitan, Vesica Urinaria.
T
= 120/80 mmHg R = 24 x/menit
P = 88 x/menit S =
36,8°C
-
Keadaan umum
: Baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Perdarahan : + 20ML
-
Fundus Uteri : 1 jari dibawah pusat
-
Lukajahitan : Kering
-
Vesica Urinaria
: Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 5 hari
post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara merawat dan
mengatasi nyeri
perut di bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan,Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T =120/80 mmHg R = 24 x / menit
T =120/80 mmHg R = 24 x / menit
P
= 88 x/ menit S =
36,8°C
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran :
Composmentis
-Perdarahan : + 20ML
-
Fundus
Uteri : 1 jari dibawah pusat
-
Luka jahitan : Kering
-
Vesica Urinaria :
BAK lancar
2. Sesuai instruksi
bidan ® Aff Hecting.
3.
Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
4.
Mengkaji
ulang kepada ibu
tentang perawatan payudara,
posisi menyusui yang
benar, konsumsi makanan
yang bergizi dan menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ® Ibu mengerti cara
menyusui bayinya dengan baik.
5.
Mengkaji
ulang untuk perawatan
bayinya ® Ibu
mengerti cara merawat bayinya
dengan baik.
6.
Sesuai instruksi bidan ® Klien boleh pulang.
7.
Memberikan penyuluhan untuk perawatan luka SC ® Ibu mengerti penyuluhan yang
diberikan.
Tanggal
31 Januari 2008, Pukul 07.00 WIB.
S
: Subjektif
- Lukajahitan sudah baik, ibu sudah boleh pulang
O : Objektif
O : Objektif
Memeriksa TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, lukajahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R = 24 x / menit
P = 88
x/ menit S = 36,8°C
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Perdarahan : ± 20ML
- Fundus
Uteri :
1 jari dibawah pusat
- Luka
jahitan :
Kering
- Vesica
Urinaria : Terpasang DC
A : Assesment
Diagnosa : P1 Ao 6 hari
post partum dengan SC
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Dasar : Tanggal 24 Januari 2008, kesadaran : samnolen
Masalah : Gangguan aktivitas dan nyeri pada luka operasi
Kebutuhan : Konseling tentang cara merawat dan
mengatasi nyeri perut di bekas luka SC.
P : Planning
1. Mengobservasi TTV, Keadaan umum, Kesadaran,
Perdarahan, Fundus uteri, luka jahitan, Vesica Urinaria.
T = 120/80 mmHg R =24x/menit
T = 120/80 mmHg R =24x/menit
P
= 88x/menit S =
36,8°C
-
Keadaan umum :
Baik
-
Kesadaran :
Composmentis
- Perdarahan : + 20ML
-
Fundus
Uteri : 1 jari dibawah pusat
-
Luka jahitan : Kering
-
Vesica Urinaria :
BAK lancar
2.
Sesuai instruksi bidan ® Aff Meeting.
3.
Membantu ibu untuk pemenuhan nutrisi ® Ibu sudah makan dan minum.
4.
Mengkaji ulang
kepada ibu tentang
perawatan payudara, posisi menyusui yang
benar, konsumsi makanan
yang bergizi dan menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ® Ibu mengerti cara
menyusui bayinya dengan baik.
5.
Mengkaji
ulang untuk perawatan
bayinya ® Ibu
mengerti cara merawat bayinya
dengan baik.
6.
Sesuai instruksi bidan ® Klien boleh pulang.
7.
Memberikan penyuluhan untuk perawatan luka SC ® Ibu mengerti penyuluhan yang
diberikan.
8.
Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang KB Post SC ® Ibu bersedia mengikuti
program KB.
9.
Menganjurkan untuk control luka SC (Aff Hccting) 1 minggu
lagi ® Ibu akan control luka
SC 1 minggu lagi.
10.
Membicarakan atau mendiskusikan penyelesaian
administrasinya ® keluarga sudah
menyelesaikan administrasinya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Ditinjau dari sudut
penderita tidak ada yang lebih penting selain dari perawatan pasca bedah karena
itu perawatan ini memerlukan perhatian khusus dari ahli kebidanan dan seluruh staf
perawatan.
Sesungguhnya perawatan
telah dimulai sejak penderita di atas meja operasi di bawah pengawasan bersama antara
ahli anestesi dan kebidanan serta staf kamar operasi bedah kebidanan
perabdominan memerlukan perhatian dan perawatan khusus karena keberhasilan dan
kegagalan operasi sedikit banyaknya ditemukan oleh perawatan pasca bedah.
Dalam bab ini penulis
akan mengemukakan mengenai hasil analisa dari kasus yang dialami selama melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. I dengan post partum SC.
4.1 Pengkajian
Post partum SC
biasanya pada pasien yang bayi besar, gemeli, letak lintang, tidak bisa
lahir pervaginam dengan keadaan samnolen.
Pada tanggal 25
Januari 2008 penulis melakukan pengkajian pada Ny. I dengan kasus post
partum SC ditemukan T : 120/80 mmHg, P : 80 x/menit. R : 20 x/menit. S :
36°C, dan ditemukan data dengan umur 26 tahun. Dari data tersebut tidak ada
resiko tinggi karena pada kasus SC bisa terjadi pada kehamilan yang tidak
bisa melahirkan secara normal.
4.2 Diagnosa
Dalam diagnosa yang
ditegakan pada kasus post partum SC adalah nyeri bekas luka SC, kesadaran samnolen, infeksi
bekas luka SC, dinyatakan sesuai dengan teori.. Dan dari pemeriksaan abdomen didapat nyeri pada
bekas luka SC, maka tidak ada kesenjangan antara teori dan diagnosa di
lapangan.
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah diagnosa atau masalah potensial
yang ditegakan adalah infeksi bekas Iuka SC,
nyeri pada luka bekas SC, tidak bisa mobilisasi sebelum keadaan ibu baik dan bisa bergerak. Pada Ny.I terjadi
kesakitan pada nyeri bekas luka SC dan tidak bisa BAK secara normal sehingga ibu tidak merasa nyaman pada saat pola
eliminasi.
4.4 Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera atau Kolaborasi
Pada tahap ini
penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena bidan
melakukan kolaborasi dengan dokter DSOG. Pada Ny. I dilakukan segera dan
berkolaborasi dengan DSOG.
4.5 Perencanaan
Pada tahap merencanakan asuhan yang
menyeluruh berpedoman pada teori yaitu dilakukan observasi keadaan umum ibu dan
bayi, memberikan antibiotik sesuai advis dokter dan kolaborasi
dengan DSOG.. Pada Ny. I dilakukan sesuai dengan teori yaitu
dilakukan perawatan post partum dengan SC 2 sampai 6 jam dan 2
sampai 6 hari dan observasi keadaan umum ibu, memberikan antibiotik sesuai
advis dokter, dan kolaborasi dengan DSOG.
4.6 Pelaksanaan
Dalam melaksanakan asuhan menurut teori
yaitu melakukan perawatan post partum dengan
SC selama 2 jam sampai 6 jam, dan 2 hari sampai 6 hari, observasi keadaan umum
ibu, memberikan antibiotik sesuai advis dokter dan kolaborasi dengan DSOG. Pada Ny. I dilaksanakan sesuai dengan teori yaitu perawatan
post partum, observasi keadaan umum
ibu, memberikan antibiotik sesuai advis dokter dan kolaborasi dengan DSOG.
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas asuhan kebidanan pada Ny.
I dengan post partum SC penulis mendapatkan
pengetahuan baru tentang perawatan pada post partum dengan SC yang sebelumnya di kelas belum pernah di
dapatkan.
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Pengkajian
Setelah melakukan pengkajian pada Ny.I
penulis tidak mengalami kesulitan karena selama penulis melakukan pengkajian klien
sangat kooperatif. Sehingga penulis mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan.
5.1.2. Diagnosa
Di dalam menegakan diagnosa penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan praktek karena dalam menegakan
diagnosa sesuai dengan teori
yang ada.
5.1.3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Dalam mengidentifikasi diagnosa dan masalah
potensial penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dengan lahan praktek yaitu dalam konsep asuhan kebidanan didapatkan
diagnosa potensial yang dapat terjadi pada
ibu, tetapi pada kasus Ny. I tidak terjadi diagnosa potensial.
5.1.4. Identifikasi Kebutuhan dan Tindakan Segera /
Kolaborasi
Setiap pasien di rumah sakit dimana
post sectio caesarea sangat memerlukan pengawasan bersama dokter SpOG untuk
mencegah komplikasi
yang akan terjadi. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahap ini tidak ada kesenjangan antara
teori dan praktek.
5.1.5. Perencanaan
Dalam menyusun rencana, penulis menyusun berdasarkan teori
seperti perawatan luka operasi, pengosongan
kandung kemih, pemberian cairan per infuse, minum dan makan, perawatan
luka, sakit buang air besar.
5.1.6. Pelaksanaan
Pada tahap
pelaksanaan penulis menemukan kesenjangan dimana dalam teori menyatakan bahwa ibu dapat minum
dan makan-makanan lunak pada hari pertama
setelah operasi, akan tetapi pada Ny. I dapat makan dan minum pada hari kedua. Dalam teori menyatakan
bahwa mobilisasi dapat dilakukan sesegera mungkin dan dalam 8 jam ibu
sudah bisa duduk, akan tetapi pada Ny. I
dapat duduk bersandar pada hari kedua.
5.1.7. Evaluasi
Pada hari ketiga
keadaan umum ibu baik, kontraksi uterus baik, diet makan berat, mobilisasi
positif, infuse dan dower kateter sudah di off, ibu sudah
|
mulai menyusui bayinya dan ibu boleh pulang tanggal 24"MeJ<"3®07.
Akan tetapi
karena keterbatasan waktu maka penulis tidak dapat mengetahui perkembangan kesehatan klien selanjutnya.
5.2. Saran
5.2.1 Bagi RS
Lebih meningkatkan
Profesionalisme untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. I
terbaik bagi pasien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. I
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pendidikan lebih banyak meningkatkan proses belajar
mengajar mengenai manajemen kebidanan karena
penulis masih sangat kurang dalam hal pemahaman tersebut.
5.2.3 Bagi Pasien
Lebih mewaspadai apabila ada kelainan atau
ketidak nyamanan pada diri pasien dan konsultasikan ketenaga kesehatan terdekat
untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar