Kamis, 17 Januari 2013

INFERTILILITAS

Pakar dan konsultan fertilitas dari Universitas Diponegoro Semarang Dr. Fadjar Siswanto, Sp.OG.K(Fer) mengungkapkan selama ini banyak masyarakat yang kurang memahami arti infertil atau kemandulan.
Infertil tidak hanya berarti tidak bisa punya anak setelah lama menikah. Masyarakat selama ini banyak yang menilai pasangan yang sudah lama menikah namun tidak punya anak berarti infertil,” katanya di sela workshop “Male Infertility” yang menjadi bagian Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi) VI dan Perkumpulan Andrologi Indonesia (Pandi) ke XX, Semarang, Rabu (18/4).
Pengajar Pendidikan Konsultan Endogrin Reproduksi Fakultas Kedokteran (FK) Undip itu menjelaskan infertil adalah pasangan suami-istri yang dalam waktu satu tahun berhubungan seks secara normal tetapi belum hamil.
Berhubungan seks secara normal, kata dia, diartikan melakukan hubungan badan dengan intensitas minimal 2-3 kali setiap seminggu dan teratur, dan setelah satu tahun berjalan ternyata tak kunjung dikarunia keturunan.
“Pasangan yang mampu melakukan hubungan seks teratur dan normal adalah suami-istri yang tinggal berdekatan, dalam arti bukan mereka yang tinggal berjauhan, misalnya suami atau istri tinggal di luar kota,” katanya.
Karena itu, kata dia, pasangan suami-istri yang tinggal berjauhan di luar kota dan selama satu tahun perkawinan tak kunjung dikaruniai anak belum tentu infertil, sebab bisa jadi mereka belum berhubungan seks secara normal.
“Ini yang sering kurang dipahami masyarakat. Ada pasangan suami-istri yang tinggalnya berjauhan dan istrinya lama tidak kunjung hamil kemudian divonis mandul. Jangan buru-buru menilai segampang itu,” kata Fadjar.
Selain itu, pengertian infertil harus dikaitkan pasangan, bukan salah satu individu, kata dia, tidak bisa sang suami menuduh istrinya infertil dan memintanya memeriksakan diri, sementara suaminya tidak mau periksa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar