Pakar dan konsultan fertilitas dari Universitas Diponegoro Semarang
Dr. Fadjar Siswanto, Sp.OG.K(Fer) mengungkapkan selama ini banyak
masyarakat yang kurang memahami arti infertil atau kemandulan.
“Infertil tidak hanya berarti tidak bisa punya anak setelah lama
menikah. Masyarakat selama ini banyak yang menilai pasangan yang sudah
lama menikah namun tidak punya anak berarti infertil,” katanya di sela
workshop “Male Infertility” yang menjadi bagian Pertemuan Ilmiah Tahunan
Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi) VI dan
Perkumpulan Andrologi Indonesia (Pandi) ke XX, Semarang, Rabu (18/4).
Pengajar Pendidikan Konsultan Endogrin Reproduksi Fakultas Kedokteran
(FK) Undip itu menjelaskan infertil adalah pasangan suami-istri yang
dalam waktu satu tahun berhubungan seks secara normal tetapi belum
hamil.
Berhubungan seks secara normal, kata dia, diartikan melakukan
hubungan badan dengan intensitas minimal 2-3 kali setiap seminggu dan
teratur, dan setelah satu tahun berjalan ternyata tak kunjung dikarunia
keturunan.
“Pasangan yang mampu melakukan hubungan seks teratur dan normal
adalah suami-istri yang tinggal berdekatan, dalam arti bukan mereka yang
tinggal berjauhan, misalnya suami atau istri tinggal di luar kota,”
katanya.
Karena itu, kata dia, pasangan suami-istri yang tinggal berjauhan di
luar kota dan selama satu tahun perkawinan tak kunjung dikaruniai anak
belum tentu infertil, sebab bisa jadi mereka belum berhubungan seks
secara normal.
“Ini yang sering kurang dipahami masyarakat. Ada pasangan suami-istri
yang tinggalnya berjauhan dan istrinya lama tidak kunjung hamil
kemudian divonis mandul. Jangan buru-buru menilai segampang itu,” kata
Fadjar.
Selain itu, pengertian infertil harus dikaitkan pasangan, bukan salah
satu individu, kata dia, tidak bisa sang suami menuduh istrinya
infertil dan memintanya memeriksakan diri, sementara suaminya tidak mau
periksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar