Minggu, 17 Maret 2013

Manfaat Brokoli

Manfaat Brokoli Bagi Kesehatan - Brokoli, sayuran ‘cantik’ yang sebagian orang menyukainya dan ada pula yang membencinya. Namun demikian, tidak ada alasan untuk membantah bahwa brokoli memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Senyawa-senyawa yang ada pada brokoli diketahui dapat menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai timbulnya penyakit. Ada setidaknya 10 manfaat brokoli yang bisa kita dapatkan. Apa saja itu?

Manfaat Brokoli Bagi Kesehatan

1. Menjaga sistem saraf
Brokoli mengandung kalium yang tinggi, yang membantu menjaga sistem saraf yang sehat dan fungsi otak yang optimal, serta mendorong perkembangan otot.
2. Mengatur tekanan darah
Brokoli juga diketahui mengandung magnesium dan kalsium yang dapat membantu dalam mengatur tekanan darah
3. Melawan radikal bebas
Secangkir brokoli mengandung vitamin C yang tinggi, antioksidan yang diperlukan untuk melawan radikal bebas. Selain itu, vitamin C adalah antihistamin yang efektif untuk meringankan ketidaknyamanan dari flu yang menyerang.
4. Menjaga kesehatan tulang
Brokoli mempunyai kandungan kalsium dan vitamin K yang tinggi. Keduanya sangat penting bagi kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.
5. Menjaga kesehatan kulit
Brokoli sangat membantu dalam memperbaiki kulit yang rusak dikarenakan hal-hal tertentu seperti luka akibat sinar matahari. Glucoraphanin yang terkandung di dalam brokoli dapat membantu memperbaiki kerusakan kulit.
6. Menjaga sistem kekebalan tubuh
Secangkir brokoli mengandung beta-karoten yang tinggi, yang dapat menjaga sistem kekebalan tubuh. Kandungan mineral-mineral seperti seng dan selenium adalah aktor utama yang menjaga pertahanan kekebalan tubuh.
7. Mencegah kanker
Brokoli mengandung glucoraphanin, dimana tubuh akan memprosesnya menjadi senyawa anti-kanker, sulforaphane. Senyawa ini akan mengusir bakteri yang ada di tubuh, Helicobacter pylori, sebuah bakteri yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker lambung. Selain itu, brokoli mengandung indole-3-carbinol, sebuah senyawa antioksidan dan anti-karsinogen yang hebat dalam menghambat pertumbuhan kanker payudara, kanker prostat, kanker leher rahim (kanker serviks), serta dapat meningkatkan fungsi hati.
8. Tinggi serat
Brokoli kaya akan serat, yang dapat membantu pencernaan, mencegah sembelit, mempertahankan kestabilan gula darah, dan membantu anda dalam mencegah makan yang berlebihan. Selain serat, secangkir brokoli juga mengandung protein yang tinggi, hampir sama dengan secangkir beras atau jagung, namun dengan kalori yang lebih sedikit.
9. Menjaga kesehatan mata
Brokoli diketahui juga dapat membantu menjaga kesehatan mata. Penelitian menunjukkan bahwa karotenoid lutein (pigmen organik) yang terdapat pada brokoli dapat mencegah degenerasi makular terkait usia dan juga katarak, serta memiliki efek anti kanker. Selain itu, brokoli merupakan sumber utama vitamin A yang diperlukan untuk membentuk retina.
10. Menjaga kesehatan jantung
Karotenoid lutein yang terkandung dalam brokoli dapat memperlambat atau mencegah penebalan arteri dalam tubuh manusia, sehingga dapat memerangi penyakit jantung dan stroke. Vitamin B6 dan asam folat dalam brokoli juga dapat mengurangi aterosklerosis, radang pada pembuluh darah manusia.
Itulah beberapa manfaat brokoli bagi kesehatan. Masih tidak menyukai brokoli? Pikirkan lagi… Semoga artikel ini bermanfaat.

Senin, 11 Februari 2013

3 POHON TERTUA DI DUNIA



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYfgFagcJJqvaweXBSLEpmiukoBxSyP9-5W16Z9aPFYukZb3cHAtkv3HWALtxYhuUxLmXYBNqzYQwsWeZ6uRkDAAS2Uy9EkuxGcOWNSXsuM67IKHxuud0f8-MWovG_79_zlWkwCfJ0JIKB/s400/455px-BristleConePine.jpg
Pohon cemara atau pine (pinus ) merupakan pohon dari family Pinaceae yang bisa kita temukan di mana saja dan kapan saja asalkan daerah itu tanahnya berpasir berkapur , banyak air ataupun yang mempunyai kadar keasaman cukup tinggi. Kita bisa menemukan pohon ini mulai dari Siberia, Skotlandia, Norwegia, kepulauan Canary, Filipina, pegunungan Himalaya sampe ke pelosok New Zealand, Brazil dan Chili.

Pohon ini memang tenar karena selain dapat hidup dimana-mana juga mempunyai daya jual yang sangat tinggi dalam industri perkayuan. Semua bagian pohon cemara bisa dimanfaatkan mulai dari kayu,getah , ranting,biji hingga daunnya mempunyai kegunaan yang bernilai ekonomi aliasnya pohon ini komersil banget.

Pohon cemara adalah salah satu pohon yang berumur panjang karena bisa mencapai umur sekitar 100-1000 tahun dan bahkan mencatat rekor menjadi pohon tertua di dunia melalui cemara dari spesies Great Basin Bristlecone Pine ( Pinus longaeva ) yang di tahun 2008 ini berumur 4840 tahun!!! Pohon ini tingginya antara 3-80 meter tetapi rata-rata tingginya 15-45 meter. Pohon tertinggi dari spesies Sugar Pine sedangkan yang terpendek adalah cemara Potosi Pinyon dan Siberian Dwarf Pine

Jomon Sugi 2000-7000 tahun
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0_hLu-0OajbXEf_3IGP_YKl2NnJqAh3upZh7r0f4TiOGEMqIKE5tbqnhea7AjDeIp2RlvdevH9ULEafWAxaH6SrBFCyZrl73P76D5RB9fKpeNbm_umYMzGtT80C3AuSq6LBeLry6HCNw/s400/DSCF2529.jpg
menurut wikipedia, Jomon sugi adalah pohon cemara tertua di Jepang ditemukan pada tahun 1968, dengan tinggi 25,3 meter dengan volume 300 m kubik diperkirakan usianya antara 2000 – 7200 tahun terletak di Pulau Yakushima bagian paling utara Jepang 40 menit dengan pesawat dari Bandar Udara Kagoshima.

Spruce Ione Norwegia 9550 tahun

Tingginya hanya 4 meter, namun sebatang pohon sejenis cemara, yang masih hidup di Swedia, diketahui berusia 9.550 tahun. Hidup sejak akhir zaman es, pohon tersebut tercatat sebagai yang tertua di dunia saat ini.

Spesies pohon spruce Ione Norwegia ini ditemukan tahun 2004. para peneliti menemukannya di sekitar semak-semak pegunungan pada ketinggian 910 meter di Provinsi Dalarna, Swedia. Pohon ini tidak langka karena penduduk sering menggunakan sebagai pohon Natal.

“Usianya yang sangat panjang kemungkinan besar dipicu emampuannya mengkloning diri sendiri,” ujar Leif Kullman, profesor eologi dan lingkungan hidup di Universitas Umea, Swedia. Batang dan rantingnya memang diketahui dapat bertahan hidup hingga 600 tahun. Kullman menjelaskan, saat batangnya mati, batang baru akan dibentuk dari akarnya sehingga umurnya menjadi sangat panjang.

Pohon ini lebih tua dari pinus Bristlecone di White Mountain California yang hanya berusia 5000 tahun. Pinus Bristlecone tertua hanya bertahan hidup hingga 7.500 tahun namun tumbuh menjulang hingga 150 meter. Jika umur pinus Bristlecone diukur dari garis pohon di rantingnya yang dipantau setiap tahun, umur cemara di Swedia diukur dari jejak radiokarbon di akarnya.

Kullman menyatakan pohon yang usianya lebih tua dari 9.550 tahun bisa dikatakan mustahil. Sebab, seluruh wilayah Swedia kemungkinan masih diliputi es saat itu.

MENGANDUNG



1. Kehamilan
Bukan sesuatu yang baru bila kehamilan dapat diketahui dengan menguji air seni. Saat wanita hamil, umumnya rahim mulai mengeluarkkan hCG (hormon Chorionic Gonadotropin). Hormon inilah yang umumnya terdeteksi melalui tes kehkan sesuatu yang baru bila kehamilan dapat diketahui dengan menguji air seni. Saat wanita hamil, umumnya rahim mulai mengeluarkkan hCG (hormon Chorionic Gonadotropin). Hormon inilah yang umumnya terdeteksi melalui tes kehamilan. Selain itu, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan bau air seni yang menyengat juga merupakan beberapa tanda-tanda kehamilan. 2. Terlalu banyak makan buah atau sayuran tertentu
Ada beberapa jenis buah dan sayamilan. Selain itu, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan bau air seni yang menyengat juga merupakan beberapa tanda-tanda kehamilan.

3. Cedera pada saluran kencing atau pembuangan
Apabila anda melihat darah merah di air seni anda, hal ini menandakan jika ginjal ataupun saluran pembuangan di tubuh anda sedang mengalami cedera. Bisa saja anda mempunyai penyakit diabetes atau batu ginjal. Apabila anda seorang wanita berusia lebih dari 35 tahun dan sedang menstruasi berat kemudian diikuti dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil, maka hal tersebut bisa saja anda mempunyai tumor dalam kandung kemih. Apapun itu, hal-hal kecil yang bagi anda terlihat aneh seperti adanya darah hingga bau urin yang tidak biasa, maka sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter sesegera mungkin.

1. Kehamilan
Bukan sesuatu yang baru bila kehamilan dapat diketahui dengan menguji air seni. Saat wanita hamil, umumnya rahim mulai mengeluarkkan hCG (hormon Chorionic Gonadotropin). Hormon inilah yang umumnya terdeteksi melalui tes kehkan sesuatu yang baru bila kehamilan dapat diketahui dengan menguji air seni. Saat wanita hamil, umumnya rahim mulai mengeluarkkan hCG (hormon Chorionic Gonadotropin). Hormon inilah yang umumnya terdeteksi melalui tes kehamilan. Selain itu, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan bau air seni yang menyengat juga merupakan beberapa tanda-tanda kehamilan. 2. Terlalu banyak makan buah atau sayuran tertentu
Ada beberapa jenis buah dan sayamilan. Selain itu, meningkatnya frekuensi buang air kecil dan bau air seni yang menyengat juga merupakan beberapa tanda-tanda kehamilan.
2. Terlalu banyak makan buah atau sayuran tertentu
Ada beberapa jenis buah dan sayuran seperti wortel, blackberry, buah bits, atau pisang, dimana makanan tersebut dapat meninggalkan jejak melalui air seni yang dikeluarkan. Air seni anda dapat berubah warna menjadi jingga, ungu, atau merah bila anda mengonsumsi sayur dan buah yang banyak mengandung zat pewarna alami atau karoten. Namun demikian, anda tidak perlu cemas, sebab hal tersebut tidak berdampak apa-apa terhadap kesehatan anda.
4. Infeksi saluran kemih
Apabila anda merasakan sensasi seperti terbakar di bagian vital, maka ada kemungkinan anda terkena infeksi saluran kemih. Warna urin yang berubah warna menjadi keruh dan baunya tidak sedap juga merupakan salah satu indikator anda mengalami infeksi saluran kemih. Selain itu ada juga beberapa gejala lain yang menyebabkan infeksi tersebut diantaranya adalah sakit punggung & pinggang, rasa dingin, dan demam. Bila anda mengalami gejala-gejala tersebut, bergegaslah untuk memeriksakan diri ke dokter.
Apabila anda merasakan sensasi seperti terbakar di bagian vital, maka ada kemungkinan anda terkena infeksi saluran kemih. Warna urin yang berubah warna menjadi keruh dan baunya tidak sedap juga merupakan salah satu indikator anda mengalami infeksi saluran kemih. Selain itu ada juga beberapa gejala lain yang menyebabkan infeksi tersebut diantaranya adalah sakit punggung & pinggang, rasa dingin, dan demam. Bila anda mengalami gejala-gejala tersebut, bergegaslah untuk memeriksakan diri ke dokter.

MANFAAT TUMBUHAN LUMUT

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).

Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989).

Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi.  Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

2.2. Ciri-ciri Lumut

Ciri-ciri lumut secara umum adalah sebagai berikut :

o Berwarna hijau, karena sel-selnya memiliki kloroplas (plastida).

o Struktur tubuhnya masih sederhana, belum memiliki jaringan pengangkut.

o Proses pengangkutan air dan zat mineral di dalam tubuh berlangsung secara difusi dan dibantu oleh aliran sitoplasma.

o Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab.

o Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.

o Dinding sel tersusun atas sellulose.

o Gametangium terdiri atas anteredium dan archegoniom.

o Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya.

o Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.

o Belum memiliki akar sejati, sehingga menyerap air dan mineral dalam tanah menggunakan rhizoid.

o Rhizoid terdiri atas beberapa lapis deretan sel parenkim.

o Sporofit terdiri atas kapsul dan seta.

o Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa melakukan fotosintesis.








2.3. Klasifikasi Lumut

Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Musci (lumut daun)

Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.





b. Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya adalah Marchantia polymorpha.






c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Contohnya adalah Anthoceros leavis.







morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort) dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004).  Pada kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4 bagian memanjang atau lebih (Gradstein, 2003)..

Anthoceropsida atau lumut tanduk mempunyai gametofit bertalus dengan sporofit indeterminate dan berklorofil. Berbeda dengan bryophyta lainnya, sel-sel talus Anthocerpsida mempunyai satu kloroplas besar pada masing-masing selnya.  Kapsul berbentuk silindris memanjang dimulai dari bagian ujung kapsul (Hasan dan Ariyanti, 2004).

Bryopsida dikenal sebagai lumut daun atau lumut sejati, merupakan kelas yang terbesar dalam bryophyta. Hampir semua anggotanya mempunyai gametofit yang telah terdifferensiasi sehingga dapat dibedakan bentuk-bentuk seperti batang, cabang dan daun. Sporofit bryopsida berumur panjang, berwarna kecokelatan terdiri atas kaki yang berfungsi untuk menyerap nutrien dari gametofit, dan kapsul yang  disangga oleh suatu tangkai disebut seta. Spora masak dibebaskan dari kapsul setelah operculum (struktur semacam tutup pada kapsul) membuka secara perlahan-lahan melalui satu atau dua baris gigi-gigi yang disebut peristom. Takakiopsida hanya mempunyai satu marga yaitu Takakia, dikenal sebagai suatu kelompok baru Bryopsida. Takakiopsida mempunyai ciri-ciri gabungan antara lumut sejati dan lumut hati (Mishler et al., 2003).

2.4. Siklus Hidup Lumut

Lumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar 2.2 (Mishler et al., 2003).



Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya (Mishler et al., 2003).

Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous) (Gradstein, 2003).

Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap (Hasan dan Ariyanti, 2004).

2.5. Manfaat Lumut

Suatu penelitian yang menyangkut kegunaan Bryophyta di seluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh lumut
yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).

Sphagnum kadang-kadang digunakan sebagai media alternatif untuk mengerami telur buaya oleh para petani buaya di Philipina. Bahkan dilaporkan pula penggunaan lumut yang dikeringkan sebagai bahan bakar dan bahan untuk konstruksi rumah-rumah di daerah-daerah panas tetapi hal ini tidak dapat diterapkan di wilayah
Asia Tenggara (Pant & Tewari, 1989 dalam Tan, 2003).

Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan 2003).

TUJUH SEPESIES KAMBOJA JEPANG

Kamboja jepang biasa dikenal sebagai Adenium pertama ditemukan di wilayah Afrika Selatan hingga semenanjung Arab. Tanaman hias ini di habitat aslinya tumbuh meraksasa. Hingga saat ini paling tidak telah ditemukan 8 jenis adenium spesies, yaitu :  A obesum, A.multiforum, A. swazicum, A.boehmianum, A. oleifollum, A.somalense, Adenium somelense var crispum, A.arabicum dan A.socotranum.  Di antara sekian banyak, spesies Adenium obesum terhitung paling popular.Meski sosoknya lebih kecil tetapi bisa dijumpai di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Deskripsi Masing-masing Spesies

1.  Adenium obesum

Adenium obesum di habitat aslinya
Adenium ini lebih dikenal sebagai desert rose atau karoo rose, banyak ditemukan di timur Afrika dan selatan Arabia,  jenis ini banyak berkembang di Indonesia.  penyebarannya meluas hingga selatan Sahara, Senegal, Sudan sampai Kenya.  Di habitat as;inya, adenium ini tumbuh menyemak.  Ukurannya mencapai 10 -12 meter.  Bentuk batang menebal dan semakin ke atas mengecil.Ukuran seperti ini tak mudah diperoleh di Indonesia, Di Indonesia ukurannya lebih pendek yaitu hanya 1 - 2 m

Panjang daun mencapai 3 - 10 cm dengan ujung daun membulat,  Warna daun hijau terang.  Tulang daun mempunyai garis tegas maupun tipis.Bunganya identik dengan warna merah di tepi petal dan putih di tengah, dari spesies ini ditemukan beberapa varian.

Corong bunga berwarna putih dan terdapat garis merah muda, diameter bunga 6-7 cm, bentuk bunga berbentuk bintang dengan corong bunga panjang. Pada musim dingin jenis spesies ini mengalami dormansi (istrahat tumbuh) dan kembali tumbuh pada musimsemi atau musim panas, yang ditandai dengan munculnya bunga.

2. Adenium multiflorum

A multiflorum
Masyarakat Afrika menyebut jenis ini, impala lelie atau impala lily.  Sosoknya berbeda dengan Adenium obesum.  Daerah asalnya bagian timur Afrika Selatan dan Mozambik. Jenis ini tahan di lingkungan yang kering da dingin.  Ia banyak dijumpai tumbuh menyemak, selintas bentuknya lebih kokoh, bunga lebat dan tegak lurus.  Di habitat aslinya ukuran akarnya sangat besar.

Bunga A. multiflorum lebih indah dibandingkan adenium jenis lain.  Bunga berbentuk bintang  dengan warna merah tua di bagian petal, dan putih atau merah cerah di tengah-tengah petal.  Meski berbunga sekali dalam setahun, A multiflorum berbunga selama 2 - 4 bulan.  Ukuran bunga tak jauh berbeda dengan A obesum 6 - 7 cm.  Adenium multiflorum lebih cepat tumbuh  bila menggunakan biji.  Ukuran tanaman besar dan melebihi A. obesum.  Pada umur 4 - 5, ia sudah rajin menghadirkan kecantikan bungannya.

3. Adenium swazicum

Jenis ini banyak ditemukan di Swaziland, pesisir pantai Afrika Selatan seradi perbatasan antara Afrika Selatan dan Mozambik.  Pertumbuhannnya termasuk lambat dibanding jenis lain, tetapi jenis ini mudah dibudidayakan, dengan biji saja sudah bisa tumbuh.

Adenium swacicum
Adenium swazicum berdaun hijau cerah sampai tua dengan bulu lembut di bawah permukaan daun.  Ukuran daun lebih lebar dan pendek.  Dapat tumbuh dilingkungan yang cukup air dan hangat. Meskipun demikian jenis ini tahan terhadap lingkungan yang dingin.  Padamusim gugur, daunnya akan berjatuhan.  Pertumbuhannya terhenti pada musim dingin dan baru tumbuh kembali saat musimsemi.   Bunga didominasi oleh warna cerah, seperti merah muda.  Diameter bunga 6-7.  Benang sari bunga berukuran pendek dan tersembunyi di dalam corong bunga.

4.  Adenium boehmianum

Adenium boehmianum di habitat aslinya
Spesies ini banyak tumbuh di daerah bebatuan, jumlah cabang sangat banyak dan batangnya menyemak mencapai ketinggian 10,8 kaki. Tanaman ini banyak diketemukan di Nambia danbagian selatan Angola. Ukuran daun paling lebar dibanding jenis lainnya,yaitu 10-15 cm.

Bemtuk bunga serupa dengan A. swazicum.Ukurannya kecil, taklebih dari 5 cm.Bunga berwarna merah muda dan ungu.Masa berbunga tidak panjang, hanya beberapa minggu saja. Sayang  adenium ini agak malas berbunga dan lambat tumbuh




5.  Adenium somalense

Adenium somalense
Adenium ini berasal dari selatan Somalia dan menyebar hingga ke Kenya dan Tanzania.  Di habitat aslinya, seperti Somalia, jenis ini tumbuh meraksasa. Ketinggiannya mencapai 15 kaki atau 4,5 m. Di Kenya, tanaman ini hanya tumbuh sebagai tanaman semak dengan akar yang kecil.Pertumbuhan relatif cepat dan rajin berbunga.  Daun berwarna hijau terang dengan panjang daun 5 - 10 cm, lebar 1,8 - 2,5 cm dan tulang daun menonjol.

Bunga lebih kecil dari A. obesum yakni 5 cm, warna bunga bervariasi dari pink sampaimerah tua.  Salah satu varitasnya yaitu crispum memiliki corak bunga yang unik, berstrip seperti anggrek, berbentuk bintang dan memiliki petal mengeriting.  Tanaman berbunga mulai dari musim gugur hingga panas. Untuk membedakan dengan  A. somalense bisa dilihat di daunnya.  A somalense berdaun tebal, sedangkan crispum daunnya runcing dan kecil.

6. Adenium socotranum

Adenium socotranum di habitat aslinya
Jenis ini ditemukan di pulauSocotra,di selatan Lautan Hindia dan dari semenanjung Arab.  Tumbuh meraksasa dengan ukuran yang besar.  Diameter tanaman mencapai 2,4 m (8 kaki). Ketinggian batang mencapai lebih dari 2 meter.

Batang tanaman tumbuh vertikal dan kokoh.  Dengan batang berwarna kecoklatan dan kanopi yang menyempit.  Panjang daun mencapai 12 cm dan lebar 4 cm.  Warnanya hijau tua dengan tulang daun yang menonjol dan berwarna putih.  Jenis ini lambat berbunga, tetapi bunga yang dihasilkan berwarna cerah dan berukuran besar.

7. Adenium oleifolium

sosok spesies Adenium oleifolium
Adenium ini ditemukan pertama kali di pedalaman Afrika Selatan,  di gurun pasir Kalahari di sebelah selatan Botswana, dan Timur Namibia. Ukurannya kecil dan pertumbuhannya relatif lambat.  Bonggol jarang berukuran lebih dari 30 cm.  Kalupun ada pasti sudah berusia ratusan tahun.

Bentuk daun memanjang dengan ujung lancip dan saling berdekatan.  Panjang daun 10 cm dan lebar 0,5 - 1,5 cm.  Daun berciri khas, hijau tua keabu-abuan.  Jenis ini juga terkenal dengan bunganya yang berukuran kecil, 2 - 5 cm.  Warna mahkota bunga merah mudah (pink) dengan corong putih atau kuning keemasan.  Bunga hanya mekar selama beberapa buln selama musim panas.

8.  Adenium arabicum.


Spesies ini termasuk langka.  Ia ditemua di perbatasan selatan dan barat semenanjung Arab dan Yaman.  A. arabicum    tampil eksotik dengan batang bercabang banyak.  Sosok bunga berwarna pink terang dan warna putih di tangkai membuatnya banyak diburu orang.  Tananaman ini termasuk sulit diperbanyak.  Ukuran bungan di habitat aslinya (Semenanjung Arab) mencapai 4 cm.  Namun di Yaman buga mekar hingga 8,5 cm.  Jenis ini tergolong sangat rajin berbunga.  Pada musim dingin tanaman ini mengalami dormansi, yang ditandai bergugurannya secara bertahap.  Pada musim panas tanaman kembali berdaun diikuti munculnya ratusan bunga yang memenuhi tajuk

TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG

I. PENDAHULUAN
Jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang cukup penting, namun tingkat produksi belum optimal. Petani berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan 


II. SYARAT TUMBUH 
Jagung (Zea mays) dapat tumbuh pada curah hujan ideal antara 85-200 mm / bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Tanaman ini sebaiknya ditanam awal musim hujan sampai  menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1.000-1.800 meter  di atas permukaan laut dengan ketinggian optimum antara 50-600 meter di atas permukaan laut

III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A. Syarat benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).

B. Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.

C. Pemupukan




Waktu

Dosis Pupuk Makro (per ha)




Dosis POC
NASA

Urea (kg)

TSP (kg)

KCl (kg)

Perendaman benih
-
-
-

2 - 4 cc/ lt air

Pupuk dasar
120
80
25

20 - 40 tutup/tangki
( siram merata )

2 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram)

Susulan I (3 minggu)
115
-
55


-

4 minggu
-
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Susulan II (6minggu)
115
-
-

4 - 8 tutup/tangki
( semprot/siram )

Catatan : akan lebih baik pupuk dasar menggunakan SUPER NASA dosis ± 1 botol/1000 m2 dengan cara :
- alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 lt air (jadi larutan induk). Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
- alternatif 2 : 1 gembor (10-15 lt) beri 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 m bedengan.

D. Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari ( intercropping ),
melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ),
dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ):
pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) :
penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.

2. Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang). Panen <>E. Pengelolaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.

2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

3. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.

4. Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.

F. Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera). Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.

2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO

b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

c. Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.

d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .

e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

G. Panen dan Pasca Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Umur panen + 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung rebus/bakar, dipanen ketika matang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah matang fisiologis.

2. Cara Panen
Putar tongkol berikut kelobotnya/patahkan tangkai buah jagung.

3. Pengupasan
Dikupas saat masih menempel pada batang atau setelah pemetikan selesai, agar kadar air dalam tongkol dapat diturunkan sehingga cendawan tidak tumbuh.

4. Pengeringan
Pengeringan jagung dengan sinar matahari (+7-8 hari) hingga kadar air + 9% -11 % atau dengan mesin pengering.

5. Pemipilan

Setelah kering dipipil dengan tangan atau alat pemipil jagung.

6. Penyortiran dan Penggolongan
Biji-biji jagung dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki (sisa-sisa tongkol, biji kecil, biji pecah, biji hampa, dll). Penyortiran untuk menghindari serangan jamur, hama selama dalam penyimpanan dan menaikkan kualitas panenan.

BUDIDAYA TANAMAN PADI

SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19 - 270 C, memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan

B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.


C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.
D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta
TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 hari ( kg )
30 hari ( kg )
45 hari ( kg )
60 hari ( kg )
Urea
36,5
9
9
9
9
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
5
5
5
5
Dolomit
13
3
3
3
3
SPR NASA
2 botol ( siram)
2 botol ( siram)
-
-
-






Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
12
6
6
6
SP-36
10
50
-
-
KCl
-
-
7
8
SPR NASA
1 botol (siram)
5
5
5
POC NASA
-
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
10
4,5
4
4
SP-36
11,5
-
-
-
KCL
-
-
5
6,5
POC NASA
20-40 ttp (siram)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK
-
-
1 ttp/tgk campur NASA
1 ttp/tgk campur NASA






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Cara Penggunaan SUPERNASA & POC NASA


  1. Pemberian SUPERNASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan)
  2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
  3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPERNASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.
G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.

H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.

I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.

J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
  • Hama putih (Nymphula depunctalis). Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona.
  • Padi Thrips (Thrips oryzae). Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
  • Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR.
  • Walang sangit (Leptocoriza acuta). Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA.
  • Kepik hijau (Nezara viridula). Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA.
  • Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA.
  • Hama tikus (Rattus argentiventer). Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
  • Burung. Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
  • Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae. Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
  • Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam.
  • Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan.
  • Penyakit Fusarium. Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
  • Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO.
  • Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
  • Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
K. PANEN DAN PASCA PANEN
  • Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
  • Alat yang digunakan ketam atau sabit
  • Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
  • Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin.
  • Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni) dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari.
  • Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
  • Beras siap dikonsumsi